….......saat
aku sedang mengerjakan salah satu tugas kuliah tiba-tiba handphoneku
berdering. Kulihat urutan susunan nomor yang menghubungiku, nomor
ibuku yang menghubungiku. Sejak membeli handphone baru, aku tidak
pernah meng-save nomor ibuku. Sebab aku telah hapal sangat nomornya
Percakapan terjadi,
Saya:Assalamualaikum bu....
Ibu:Waalaikumsalam, lagi bikin apa imam...?
Saya:Lagi kerja tugas kuliah bu,,
Ibu:Sudah makan mi ki nak...
Saya: udah mi Bu, sakit ki bu? Kenapa lain-lain suarata?
Ibu: Iya nak, lagi sakit demam ibu
Saya:Sudah mi ki minum obat, banyak-banyakki istirahat..
Ibu: Sudahmi, ini lagi baring ji ka di kamar, istirahat nak....
….........
Diatas
adalah sepenggalan dialog yang pernah terjadi, antara saya dengan
Perempuan Inspirasiku, yakni Ibuku sendiri. Dalam keadaan sakitpun
ibu masih tetap menyempatkan diri menanyakan keadaanku padahal
mestinya aku yang harus mengambil inisiatif untuk senantiasa
menanyakan kabar beliau juga kabar keluargaku di kampung.
Sejak merantau ke Kendari demi melanjutkan kuliah. Meninggalkan Ibu ,
Ayah dan Adik-adikku di kampung kecil di Kabupaten Kolaka. Ibu
mempunyai kebiasaan atau lebih tepatnya mewajibkan dirinya sendiri
untuk selalu menanyakan kabar anak sulungnya ini yang sekarang
menuntut ilmu di perantauan. Ibu yang dulunya sangat jarang
menggunakan handphone, dengan kepergiaanku ke Kendari , beliau
akhirnya mulai bersahabat dengan handphone. Benda yang dulunya
menurut beliau agak susah menggunakannya tapi demi mengetahui kabarku
di rantau akhirnya beliau menggunakannya.
Ibu yang terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Kedua
orangtua beliau yaitu kakek dan nenekku terlahir dalam lingkungan
suku bugis. Sehingga di keluarga kami sangat kental nuansa suku
bugis.
Ibu menjadi penyemangatku di kala kepercayaan diriku merosot drastis.
Aku sering menceritakan kepada ibuku jika aku mengalami sesuatu yang
bahasa alaynya disebut “galau”. Dan seperti biasa ibuku akan
menjadi seorang penyemangat bak orator yang membakar obor semangat
perjuangan rakyat, sehingga rakyat menjadi relah mati demi
mempertahankan apa yang ingin di perjuangkannya. Begitu juga aku, aku
akan memiliki semangat yang membara berlipat-lipat jika yang
menyemangatiku adalah ibuku.
Ibu juga memiliki peran yang sangat strategis menurutku di dalam
keluarga. Salah satu buktinya adalah dulu di saat masih usia anak
SMP, sebenarnya aku tidak nakal tapi keras kepala , sehingga tidak
jarang ayah begitu kesal kepadaku. Sering aku dimarahi atas keras
kepalaku oleh ayah tapi di saat yang bersamaan Ibu pasti menjadi,
bukan membela tapi menjadi penyeimbang di kala ayahku marah. Ibu
pasti akan menempatkan dirinya sebagai sosok yang tenang yang
berusaha menasihatiku, menyentuh langsung ke hati bahwa yang
kulakukan itu salah. Tidak pernah terjadi kedua orantuaku kesal
sekaligus. Tidak pernah....!!!!!!!
Ibuku berprofesi sebagai wiraswasta,bersama Ayah mengelolah Rumah
Makan di Pinggiran jalan Trans Sulawesi. Tepatnya di desa Tamborasi
Kecematan Wolo Kabupaten Kolaka. Awalnya sebelum pindah ke Tamborasi,
Ayahku adalah salah satu pegawai Perusahaan Asuransi dan waktu itu
menduduki posisi yang lumayan mapan. Tapi karena Ayahku memiliki jiwa
idealis untuk bisa membuka usaha sendiri maka Ayah memutuskan pensiun
dini dari perusahan dan akhirnya membuka usaha di Tamborasi. Yah
usaha rumah makan dan semuanya dari nol … 0....
Pernah aku bertanya kepada ayah apa alasannya meninggalkan
jabatannya. Ayah memberikan jawabannya yang sampai saat ini tidak
akan pernah kulupa bahwa kalau kita memiliki usaha sendiri maka waktu
kita yang mengatur. Berbeda waktu beliau masih bekerja di Perusahaan.
Tekanan atasan untuk memenuhi target,sistem yang carut marut dan
sebagainya yang menurut ayah sudah mengakar di perusahaan tersebut...
Tahukah kau kawan...? Ketika memulai usaha baru ini dimulai, Ibuku
menjadi seorang yang sangat mendukung langkah Ayah ini. Yah mau tidak
mau Ibuku yang waktu itu hanya memiliki keterampilan memasak masakan
rumah tangga harus mulai belajar untuk memiliki keterampilan memasak
masakan Rumah makan. Hingga hari ini Ibu telah menguasai macam-macam
hidangan Khas Rumah makan.
Ibu menjadi pasangan yang sangat setia disamping Ayah.Selalu mengisi
kekurangan Ayah dengan kelebihannya. Yang selalu mendamaikan suasana
keluarga.
Sebagai Anak , aku memiki cita-cita untuk bisa memberangkatkan mereka
ke tanah suci. Entah kapan tapi tekad ini selalu ada di dada. Ibu
menjadi semangatku. Kalau ada yang bertanya , Siapa perempuan paling
utama yang menginsipirasiku maka dengan tegas akan kujawab tanpa
keraguan, IBUKU..!!
Aku cinta padamu Bu..
Aku cinta padamu Bu..
Aku cinta padamu Bu..
Aku cinta padamu Ayah...
Aku cinta padamu Adik-adik.....
Semoga Allah memperkenankan kita semua, merasakan nikmatnya air dari
telaga Rasulullah SAW. Berkumpul di Surga-Nya kelak. Menjadi kekasih
antara Orang Tua dan anak yang abadi. Ya Allah perkenankan Doa-Ku
ini.
…........................teruntuk
Ibunda ku tercinta.................................
…......dari
anandamu yang senantiasa mengharapkan doa pada setiap sujud dan
ruku'mu.........
أَمِِيْــــــــن يَا رَبَّ العَالَمِيــــــنَْ
ReplyDeleteSmga cita2 nya untuk memberangkatkan ibunda tercapai.
Sbagai ssema muslim sy hanya bs mndoakan mlalui doa.
@JAYAWAN
ReplyDeleteMakasih banyak atas doanya, doa tentu akan sangat membantu setiap langkah ini.... :)
Wah
ReplyDeleteSangat mengharukan mas dengarnya.
Comment follow back on my blog
Amin..amin ya Rabbal Alamin, semoga cita-cita memberangkatkan ortu ke tanah suci terkabul, Insya Allah.
ReplyDeleteada kesamaan ortu kita, mreka bisnis makanan, dulu ibu ku tak yakin bisnis kapurung klw di kendari itu sinonggi akan menjadi peluang bisnis, ternyata salah satu penghasilan terbesar ortuku adalah sinonggi :)
Ya Allah .. terharu ka' baca ini, sampai2 air mataku mau keluar. Sambil membayangkan kelak suatu hari, akankah anak2ku menuliskan kekagumannya pada sosok ibu mereka? ...
ReplyDeleteSaya sering harus keras sama anak2 untuk mendidik mereka tapi saya juga bisa lembut sekaligus bermain dengan mereka. Saya pikirkan dampak ke depannya untuk perkembangan mereka. Sekarang saya suka ngeblog, mudah2an kelak nanti anak2 membaca tulisan2 di blog saya dan mengenal ibu mereka lebih utuh lagi.
*Eh malah curhat ya :)*
Barakallah tetap jadi anak shalih ...
Ibu memang menjadi inspirasi utama terutama karena peran mulianya
ReplyDeleteSukses bloggingnya yah, salam kenal
Sama dong, Ibuku juga inspirasi utama ku ^^
ReplyDeletemembayangkan anak saya kelak juga seperti Anda... bahagianya.. semoga kesampaian ya cita-cita untuk memberangkatkan haji kedua ortunya :)
ReplyDeletekeep on writing :)
Semoga cita2mu untuk ibumu tercapai
ReplyDeleteSalam saya untuk ibuTa... dari seseorang yang lama tak mendengar suara sayang ibunya... (buru-buru usap sudut mata.. hehe)
ReplyDeletesalam kenal kak...
ReplyDeletememang Ibu is the best ya... apapun yang terjadi bagai malaikat penyelamat kita... semoga cita-cita untuk memberangkatkan ke tsnah suci tercapai... Aamiin
btw saya juga punya teman di kolaka juga lho.. :-)
semoga cita-cita mulia untuk memberangkatkan Ibu ke tanah suci terkabul ya sahabat..sukses buat kompetisinya :)
ReplyDelete