Tuesday, 10 April 2018

Belajar Presentasi di hadapan 200-an calon Wisudawan Universitas Muhammadiyah Kendari

 

Bismillah

Hari itu, sabtu (7 April 2018) aku mendapatkan amanah sebagai pembicara dalam acara “Career Days” Universitas Muhammadiyah Kendari. Bersama kak Wa Ode Eti, Awardee beasiswa LPDP, kami datang atas undangan pihak UMK. Kami disana berbicara dalam kapasitas kami dari komunitas Kendari English Fellowship (K-FLOW).

Belajar Presentasi di hadapan 200-an calon Wisudawan Universitas Muhammadiyah Kendari
Perlu aku jelaskan terlebih dulu tentang kegiatan ini. Career Days ini merupakan program pembekalan calon Wisudawan/Wisudawati Universitas Muhammadiyah Kendari sebelum mereka diwisuda dua hari setelah kegiatan ini. Acara ini diwajibkan kepada mereka, sehingga peserta yang hadir lebih dari 200-an, belum ditambah mahasiswa-mahasiswi semester akhir yang mungkin akan wisuda di akhir tahun nanti.


Ada 4 pembicara masing-masing dari : AXA Finance, Kendari Kreatif, Kendari English Fellowship, dan Career Development Center UMK.

Aku menjadi pembicara ketiga saat itu. Tugasku sederhana saja, memperkenalkan K-FLOW kepada semua peserta.

Aku ingin membuatnya menjadi beberapa poin, maksudku poin-poin apa saja yang aku sampaikan hari itu. Semoga kau mendapatkan insight dari tulusanku ini.


Doa dulu, Usaha kemudian..

Di awal pembicaraan, aku bertanya pada seluruh peserta.
dalam berjuang, apa yang kita butuhkan? Doa atau Usaha?”
dua-duanya” jawab mereka serempak meski tidak kompak, semacam sahut menyahut :)

Aku selalu diingatkan oleh senior-seniorku, untuk senantiasa mengombinasikan dua hal ini: Doa dan Usaha. Tak ada yang boleh hilang salah satunya. Doa tanpa usaha, ngarep. Usaha tanpa Doa, sombong. Gak berdoa, juga gak berusaha?. Kayaknya kita harus ngopi bareng, sambil menanti senja mungkin?

Aku hanya meneruskan nasihat diatas, sekedar menyampaikan. Tak lebih. Sebagai pembuka pembicaraan. Dan terus terang aku menekankan pada Doa. Aku bertanya pada para peserta.

Mau tidak saya jelaskan tentang the power of Doa?”

Mereka kemudian mengiyakan tawaranku. Panjang aku menjelaskan tentang the power of Dua ini. Pada keyakinan yang masih kugenggam hingga detik ini. Kuharap mereka memahami bahwa:
Jangan pernah kita tinggalkan doa. Menurutku, doa itu bukan hanya permintaan tapi juga tabungan. Doa kita hari ini, bisa jadi suatu hari menjadi jalan pembuka kemudahan bagi kita. Di saat kita tak mampu lagi dan tak sanggup melihat jalan keluar. Di situlah jawaban doa hadir dalam bentuk kemudahan, pertolongan, dan keajaiban”.

Jadi,,, sudahkah kau berdoa hari ini?

Doa dulu, Usaha kemudian~~



Tak ada kata terlambat untuk belajar…

Di poin selanjutnya aku membahas tentang “Tak ada kata terlambat untuk belajar”. Kenapa aku menjelaskan poin ini, karena K-FLOW hadir untuk membantu teman-teman khususnya generasi pemuda untuk melek berbahasa Inggris.

Sayangnya, kebanyakan kita yang udah mahasiswa, apalagi yang sudah lulus merasa seakan udah terlambat belajar. Jujur, aku pun dulu merasakannya. Aku bergabung di K-FLOW saat sudah semester akhir. Pertemuan pertama saja, aku langsung diminta speaking. Padahal ketika itu membedakan penggunaan to be (am, is, are) saja masih bingung. Penggunaan She dan He kadang kebalik.

Jadinya apa? Keringat dingin lah hahaha. Sembari menyelesaikan TA aku tetap ikut pertemuannya di akhir pekan. Intinya sekarang, aku merasakan manfaat bergabung dengan komunitas ini. Bisa tahu sedikit-sedikiit bahasa Inggris, dan tentu saja sampai sekarang aku masih belajar.

Aku mendorong para peserta untuk punya keberanian mencoba. Coba saja dulu, mungkin ketagihan. Berbeda dari komunitas bahasa Inggris lainnya, di K-FLOW anggota dengan background bahasa Inggris itu minoritas di sini. Padahalkan biasanya mayoritas.

Lebih beragam, untuk saat ini lebih didominasi Teknik, Kesehatan, Sosial dan akhirnya Sastra Inggris dan pendidikan bahasa Inggris.

Jadi jangan takut bergabung. Semuanya pada welcome, karena kita sama-sama belajar.


Program belajar di K-FLOW..
Poin selanjutnya yang aku jelaskan, tentu saja program belajar yang ada di K-FLOW. Di K-FLOW, there are two classes, kelasnya dibagi 2: Kelas IELTS dan Kelas General English

This is I give you the details:
Kelas IELTS: Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang udah memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris dan untuk mempersiapkan diri mengikuti tes IELTS. Tentang IELTS, kamu boleh googling di yahoo. Pematerinya ada kak Eti (Queensland University, Aussie), kak Linda (Wageningen University, Belanda), kak Evan (Melbourne University, Aussie), kak Ace (Teaching Program , Aussie), kak Dillah (PPAN Indonesia-China) dan kakak-kakak lainnya.

Belajar setiap hari Minggu, mulai dari jam 2 siang hingga maghrib. Materinya: Speaking, Reading, Listening, and Writing.


Kelas General English: Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin mendalami dasar-dasar bahasa Inggris sebelum akhirnya nanti masuk ke Kelas IELTS.
Pematerinya: kak Faisal (lulusan Farmasi UHO) dan satunya lagi, insyaAllah kalian tahu siapa dia, gak perlu dijelasin, bukan siapa-siapa juga :p

Belajar setiap hari Sabtu, jam 9 pagi sampai Zuhur tiba. Materinya: Basic Grammar dan Vocabulary.

Banyak lagi yang aku sampaikan disana,  cukup ini yang ingin aku poinkan melalui blog safrullah.net

Setelah itu, kak Eti yang tampil membahas beasiswa LPDP dan kehidupan kampus di Australia.



Dituduh lulusan luar negeri…

Setelah acara selesai, dalam sesi makan siang seseorang datang menghampiriku. Mengajak kenalan. Dan salah satu pertanyaannya.

“Mas, kuliah semester berapa sekarang?” dia bertanya
“Alhamdulillah udah lulus, 2 tahun lalu”
“dulu kuliahnya di negara mana mas?”
“Ind.. hah?”



Sekian artikel ini yah, pokoknya makasih banget buat pihak Career Development Center Universitas Muhammadiyah Kendari yang sudah mengundang kami.

Untuk 200-an peserta, semoga apa yang kami sampaikan berfaidah yah qiqiqi




Saturday, 24 March 2018

Aku melihatnya berdoa begitu lama, hingga akhirnya aku sadar bahwa ....

 
Bismillah

Sepertinya sudah begitu lama sejak terakhir kali aku memposting tulisanku di blog ini. Sejujurnya aku tak pernah berhenti menulis, aku hanya agak vakum menguploadnya di blog ini. #ngeles


Menemani ruang baca anda sekalian, izinkan aku menceritakan satu kisah yang cukup membuat hatiku bergetar. Entahlah, semoga juga padamu.

Dalam sebuah kajian tafsir surah Al-Ma'arij, ustadz Abdullah Taslim menceritakan kisah ini. Dengan sedikit gubahan dariku, namun dengan makna yang tak berubah

...
Dia hanyalah seorang lelaki fakir harta dengan begitu banyak problema menimpa hidupnya. Meski begitu, tak sedikitpun dalam hatinya tebersit keinginan melakukan cara-cara yang tidak diridhoi oleh Allah. Alhamdulillah.

Namun sebagai manusia biasa, terasa gundah di hatinya. Berbagai cara telah ia lakukan, namun problema ini tak kunjung usai. Dia memutuskan menemui seorang Syaikh, berharap darinya ia bisa dapatkan solusi. Syukur-syukur jika bisa mendapatkan pinjaman Uang.

Berjalanlah ia ke rumah Syaikh tersebut. Setelah mengucapkan salam dan sedikit percakapan pembuka. Maka masuklah ia pada pokok permasalahan. Ia aduhkan apa yang hendak ia aduhkan. Masalah ekonomi.

Syaikh mendengarkannya dengan tenang, tetapi setelah semuanya. Syaikh justru memberitahukan kepada si fakir tersebut, sebuah nama.

"Datanglah engkau padanya, Insya Allah dia adalah seorang yang kaya lagi dermawan" kata Syaikh kepada lelaki ini.

Setelah mengetahui nama yang harus ia tuju untuk meminta bantuan. Bergegaslah ia menuju ke kediaman saudagar tersebut. Ia tak mengenalnya apalagi pernah berjumpa. Hanya bermodalkan sebuah nama.

Waktu menunjukkan waktu Dzuhur, di dalam perjalanannya. Ia telah sampai di desa sang saudagar.  Ia menduga, pastilah saudagar tersebut Sholat berjamaah di Mesjid. Dugaannya tak keliru. Sebelum Sholat dimulai, ia menanyakan kepada salah satu jamaah. Menanyakan nama saudagar tersebut. Jamaah tersebut menunjukkan padanya sosok saudagar yang dimaksud. Berdiri di shaf terdepan.

"Baiklah aku temui ia selepas sholat saja" batin si fakir berbisik.

Setelah Sholat. Lelaki ini menunggui sang saudagar di depan pintu mesjid.
Satu per satu jamaah mulai meninggalkan mesjid. Namun, saudagar tersebut masih tetap duduk berzikir.

Jamaah pun tinggal satu dua. Sang Fakir tetap setia menunggu.

Hingga tak ada lagi jamaah yang lain selain Sang Fakir dengan saudagar tersebut.
"Aku tunggu saja, pasti setelah ini dia akan keluar" batin sang Fakir.

Sang saudagar setelah berzikir, melanjutkan sholat sunnah dua rakaat ba'da dzuhur. Setelah sholat, ia tengadahkan tangannya dalam doa-doanya.
Terus seperti itu, berdoa dan berdoa.

"Lama sekali dia berdoa.. " sang fakir mulai menggurutu.
Namun, ia setia menunggui sambil memperhatikan sang saudagar.

"Aku perhatikan, begitu lama ia berdoa. Padahal dia sudah kaya. Aku datang jauh-jauh untuk meminta bantuannya. Berharap pertolongan dari saudagar ini. Tapi apa yang kulihat sekarang? Dia sendiri sedang berdoa. Berdoa begitu lama. Seakan begitu banyak pertolongan yang dia pinta. Kalau orang yang aku ingin mintai pertolongan, masih berdoa begitu lama meminta pertolongan. Hmm.. kalau begitu lebih baik aku meminta pertolongan saja kepada yang menolong saudagar ini.'

Begitulah, akhirnya sang fakir menyadarinya. Memilih pilihan yang cerdas.

....
Selesai kutipan


Kawan.. Jangan pernah letih dalam berdoa. Tak akan ada ruginya. Insya Allah



Doa dulu, Usaha kemudian



Thursday, 23 November 2017

Keluarlah dari Zona Nyamanmu, itu jika Kamu ingin sukses

 

Diceritakan bahwa ada seorang Presiden yang dihadiahi 2 anak burung elang. Kemudian dia memutuskan untuk melatih kedua anak elang tersebut agar bisa terbang tinggi. Dia memutuskan untuk menugaskan seorang pelatih burung yang cukup terkenal di negara itu untuk melatih kedua anak elang tersebut.

Setelah sekian bulan, sang pelatih melaporkan kepada sang presiden tentang perkembangan  dua elang ini. Seekor elang dapat terbang tinggi kemudian melayang -  layang di angkasa. Namun, seekornya lagi hanya mampu hinggap termangu di sebantang pohon tanpa sedikitpun beranjak dari sana.

Sang presiden pun memanggil para ahli hewan kemudian berdiskusi dengan mereka tentang elang kesayangannya ini. Sayang sekali, tidak ada diantara mereka yang menemukan solusi, bagaimana membuat burung ini terbang tinggi. Padahal sudah banyak usaha yang mereka lakukan, namun burung elang ini tak kunjung meninggalkan dahannya.

Suatu hari, sang presiden bertemu dengan seorang petani yang paham akan seluk beluk dunia burung Elang, demi mengetahui hal tersebut sang Presiden pun meminta bantuan sang Petani. Selang beberapa hari kemudian, sang Presiden mengunjungi Elang yang ia titipkan ke Petani dan dia kaget begitu melihat Elang miliknya sudah mampu terbang tinggi. Penasaran, ia pun bertanya kepada sang petani, apa yang telah dilakukannya.

“Saya hanya memotong dahan pohon yang selama ini dihinggapinya” jawab sang petani.

Ternyata dahan ini yang telah membuat sang Elang NYAMAN sehingga MALAS untuk terbang.

Dari cerita Elang ini, kita dapat mengambil segenggam hikmah bahwa kita musti sadar, kita ditakdirkan untuk terbang tinggi, namun kadang ada sesuatu yang memegang kita begitu eratnya: KETAKUTAN.

Banyak dari kita, enggan untuk melepaskan ketakutan itu sehingga kita menjadi tidak mau beranjak dari “sang DAHAN”, atau bisa jadi kita udah terlalu nyaman di zona nyamannya kita, kemudian takut dan enggan melepaskan.

Coba kita sebutkan berbagai rasa takut itu,
-          Takut lelah
-          Takut ditolak
-          Takut kerja keras
-          Takut mencoba
-          Takut rugi
-          Takut tidak berkembang
-          Takut gagal
-          Takut diejek
-          Takut tidak bisa
-          Takut investasi, baik uang, waktu dan tenaga
-          Takut berbagi
-          Takut belajar hal baru
-          Takut jadi pemimpin
-          Dan bebagai jenis ketakutan lainnya yang kita miliki masing-masing

Kamu mau menambahkan?



Keluarlah dari Zona Nyamanmu, itu jika Kami ingin sukses
Keluarlah dari Zona Nyamanmu, itu jika Kami ingin sukses


Break that..! Hancurkan.. Lepaskan semua ketakutan itu, keluarlah dari zona nyamanmu. Instrospeksi... Kenali potensi diri yang kita miliki. Percayalah pada diri sendiri, kenapa?, karena itu merupakan salah satu kunci untuk sukses. Selain itu, keluar dari zona nyaman merupakan langkah yang sangat tepat, meskipun yah... membuat kita harus banyak bersabar dalam setiap inci demi inci prosesnya. Namun, jika kita mampu menyesuaikan diri dengan benar, saya yakin kita pasti berhasil.

Sangat tepat jika ada yang mengatakan “Kegagalan adalah sukses yang tertunda”. Jadi, setiap kita keluar dari zona nyaman, baiknya jangan pernah berpikir bahwa kita akan gagal. Yakinlah... dengan keyakinan yang sungguh-sungguh dan kerja keras yang kita lakukan saat ini.

Karena keyakinan akan membentuk Anda menjadi apa yang Anda inginkan” 
  –Djoko H. Komara-


Keluarlah dari zona nyamanmu...
Terbanglah lebih tinggi...
Karena kita dilahirkan dan ditakdirkan sebagai PEMENANG...

Beranilah bermimpi...
Beranilah melangkah...
Beranilah berjuang habis-habisan...
Sampai akhirnya kita mampu terbang lebih tinggi...


BERMIMPI - IKHTIAR - DOA

Thursday, 28 September 2017

Hari Kedelapan Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 Tim 1 Sultra | Penanaman Mangrove : Filosofi itu berbicara tentang Jarak

 
Bismillah. Selamat bertemu kembali di lanjutan cerita perjalanan kami, tim 1 ENJ Sultra 2017, yang sekarang masuk hari ke 8. Sebelumnya maafkeun yah, baru bisa posting lagi setelah agak lama dari postingan hari ketujuh. Maklum, lagi sibuk-sibuknya ngurusin Lamaran. Banyak sekali rupanya yang harus diurus, mulai dari restu kedua orang tua, surat dari pak Lurah, beuh.. Salinan Ijazah sama transkrip, fotocopy KTP dan lain-lain. Nanti kalau kalian juga udah masuk dunia kerja, bakal ngerasain juga. Hehe.. Kata teman saya yang saya bantu melamar ini, kalau gak diterima-terima lowongan kerja lagi, bikin pekerjaan aja sekalian.. Mantap juga dia.

Baik.. Sebelum saya melenceng terlalu jauh bahas Dunia Kerja. Kami hari ini mengagendakan satu program kerja yakni Penanaman bibit Mangrove. Selain Teras Baca, program penanaman Mangrove merupakan program Unggulan dari Tim Ekspedisi Nusantara Jaya. Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia tentu tidak akan terasa bermakna jika lingkungannya tidak terlestarikan dengan baik.

Sudah umum diketahui bahwa mangrove berperan penting sebagai “Pagar Hidup” dari terjadinya abrasi. Pun menjadi rumah bagi banyak spesies laut. Dan hei... Jangan lupa, di beberapa daerah malah dijadikan ekowisata berupa trekking mangrove. Karena Romantis itu.. menikmati sunset sambil menyeduh teh hangat di taman Mangrove. Beuh.

Kami memulai kegiatan hari ini dari rumah Bapak Sekdes Wangkolabu, dengan pengarahan langsung dari beliau tentang teori menanam Mangrove secara singkat. Tidak sulit, sungguh sederhana. Aktifitas kami kali ini ditemani oleh adik-adik dari Sahabat Mangrove Wangkolabu dan juga adik-adik Purna Paskibra 2017 Kecamatan Towea.

Oh iya, masih ingat tulisan saya tentang Filosofi Bibit Mangrove? Atau kalau belum baca, silahkan baca dulu disini.
Setelah terpisah dari Induknya, bibit ini akhirnya menemukan tempat baru untuk membersemai hidup dan lingkungannya yang baru. Beberapa area yang masih kurang pohon Mangrovenya menjadi target kami hari ini.

Sebelum ditanam, kami menentukan dulu titik-titik kordinat area yang akan kami tanami. Setelah itu membuat rapi dengan memberikan tanda pada setiap titik. Jadi tidak asal tanam. Antara satu bibit dengan bibit yang lain harus ada jarak. Biar kedepannya teratur. Tuhkan.., saya malah ketemu filosofi baru lagi, seperti ini bunyinya:
Tuhan saat ini membuatmu berjarak dengan dia yang kau cari selama ini, karena kau harus yakin bahwa takdirnya akan datang secara teratur, baik kapan, dimana, bagaimana dan siapa dia kelak”

Saya coba tebak yah. Kalian yang Jomblo mungkin agak sedikit baper baca ini. Sedikit.. jangan banyak-banyak.

Coba tebak, tangan siapa? Susah kan nebaknya
Baik.. Lanjut.
Kata pak Sekdes, jika bibit-bibit ini tumbuh sebagaimana mestinya. Mungkin, 3, 5 atau 10 tahun lagi kita sudah melihat hasilnya. Duh pak, berarti kami wajib datang lagi ke Towea untuk melihat bibit yang akan mendewasa ini? Baiklah. InsyaAllah.

Sedikit back to the past di ENJ 2016. Saat itu saya tidak berkesempatan ikut menanam mangrove bersama teman-teman yang lain karena tim, saat itu, dibagi dua. Saya masuk tim yang ikut serta dalam seminar kepemudaan bersama Ibu Wakil Bupati Wakatobi.

Alhamdulillah, tahun ini berkesempatan meninggalkan jejak di Pulau Towea berupa tanaman Mangrove. Semoga kelak, keindahan mangrove ini dapat kita nikmati bersama.

Adik-adik Sahabat Mangrove.... Dijaga dan dirawat yah Mangrovenya..

See you again. Sampai jumpa lagi. *Mata berkaca-kaca*

Sahabat Mangrove......

Wednesday, 13 September 2017

Hari Ketujuh Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 tim 1 Sultra | Berbagi Seragam Sekolah : Kutemukan Cinta di Pulau Towea

 
Seminggu sudah kami berada di Desa Wangkolabu. Seminggu sudah kisah terukir di desa ini dan tentu saja, Pulau Towea. Sebagian kami, jika menyadari hal ini mungkin akan membias sudut matanya. Betapa waktu cepat berlalu. Hampir-hampir separuh agenda kami disini telah terealisasi yang artinya saat itu akan segera tiba, Perpisahan.

Entahlah, memulai menuliskan artikel di pagi hari seperti ini. Bayang-bayang berakhirnya masa pengabdian disini segera muncul. Mungkin karena tinggal beberapa hari lagi disini. Aku merasakan betul suasana bagaimana kami diterima dengan baik oleh masyarakat terutama anak-anaknya. Hai, adik-adik.. How are you today? Are you ok? Really?. Sepertinya masih terbayang, beberapa dari kalian kucoba ajarkan bahasa Inggris, dan hei.. Kalian dengan cepat mampu merespon. Opkurs kakak, syurrrr.. Ama terue.... (Of course, Sure, I’m true).

Seperti yang kuceritakan di postingan hari keenam, hari ini agenda kami lebih banyak di posko, mengerjakan beberapa pekerjaan ringan untuk program kerja esok hari. Beberapa diantara kami harus lebih banyak beristirahat karena faktor kelelahan dan juga demam yang melanda. Alhamdulillah ‘ala kulli hal selama disini tidak ada masalah yang berarti bagi saya dengan kesehatan.

Adapun agenda hari ini, yaitu Memaketkan Seragam-seragam sekolah untuk anak-anak Pulau Towea dan Pencarian Ajur (kayu penyangga bibit mangrove yang baru ditanam).

Alhamdulillah, Tim 1 ENJ Sultra 2017 diamanahkan seragam-seragam sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA sebanyak 316 pcs untuk disalurkan di Pulau Towea. Sumbangan seragam ini berasal dari “Jaskol Collection”, sebuah unit usaha Konveksi dan distributor Seragam Sekolah. Terima kasih banget udah jauh-jauh kirimnya dari Tanah Abang, Djekardah. Jika ada kesempatan kesana, ingin sekali jalan-jalan ke Jaskol Collection. Semoga semakin berkah usahanya, karena keberkahan itu terpancar dari senyum adik-adik dan orang tua yang menerima sumbangan ini. Hallo Mbak Nabilah, salam hangat dari Pulau Towea. Kapan kesini?


Serta tak lupa pula buat seluruh donatur lainnya yang telah menyumbangkan pakaian dengan beragam variasi kepada kami. Dokumentasinya saya lampirkan di bawah postingan ini.

Untuk menyalurkan seragam dan pakaian ini kami dibantu oleh Ibu-Ibu kader Posyandu dalam mendata siapa saja yang akan menerimanya. Hari ini saya bertugas menuliskan nama-nama penerima seragam Sekolah yang kemudian ditempelkan di setiap paket.
Satu-satu nama itu disebut oleh Ibu Sekdes, dan tugasku begitu mudah. Menuliskannya saja.
Aditia” seru bu Sekdes
Sudah..” jawabku
Cece”
ya..”
Intan”
sudah”
Cinta..”

Hah? Cinta? Duh... bu Sekdes pasti lagi manggil pak Sekdes. Bapak Ibu memang beda dengan pasangan suami istri pada umumnya. Biasanya kan, yang lain pada manggil Mah.. Pah.. Buk.. Kalau beliau berdua ma beda.

Yank...”
Sayang..”
Cinta... ambilkan tolong memori kamera. Saya simpan di kamar itu”
Iya Cintaku..”

Apalagi nih yah. Kalau kita lagi duduk rame-rame sambil leha-leha di bale bambu Teras baca. Terus dengerin Honey Calling kayak gitu. Emm... Sumpah.. Seketika BaperMax. Baper Maksimum. Kita semua yang pada Jomblo, cuma bisa meraba hati yang nyesek. Senyesek nahan kentut di pagi hari di tengah keramaian. Soalnya yang gituan mah #hanyaUntukCintayangHalal.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang berkali-kali dan sering mi diucapkan laut kepada terumbu karang yang menjadikannya Indah”

Mungkin begitulah kira-kira kalau Bapak bacain puisi “Aku Ingin”nya Pak Sapardi ke Ibu. Dibelokin dikit biar nuansa laut dan pesisirnya dapat. Maafkeun yah Pak Sapardi. *senyum-senyum*


Imam, sudah ditulis?” tanya Ibu Sekdes
Sudah Bu.. Ini Intan” sambil saya perlihatkan kertasnya “Intan”.
Bukan, ini yang baru.. namanya Cinta”
Ouh... Siap Bu”

Unik dan keren yah ada nama Cinta di sini. Walau saya belum pernah ketemu Si Cinta ini, biarlah. Maksud saya... biar judul artikel selaras dengan judul-judul artikel sebelumnya. Maka, Kutemukan Cinta di Pulau Towea asal muasalnya dari sini. Ada nama adik kita, Cinta, yang beruntung mendapatkan seragam sekolah.

Untuk Cinta



Mencari Ajur

Selain itu, kegiatan hari ini adalah mencari Ajur. Ajur? What is that? Itu apa yah?
Sederhananya sih, ajur adalah kayu sepanjang setengah meter yang akan kami gunakan besok pada saat penanaman bibit mangrove. Fungsinya sebagai sandaran bagi bibit mangrove agar bisa tegak di awal penanamannya. Gitu.. Lucu juga sih bilang ini, Bibit mangrove aja butuh sandaran.




Bersama adik-adik Sahabat Mangrove Wangkolabu, kami mencarinya di hutan Bakau. Alhamdulillah menjelang sore, selesai juga. InsyaAllah akan aku ceritakan selanjutnya keseruan aktifitas penanaman bibit Mangrove ini.

Berikut beberapa dokumentasi pembagian Seragam Sekolah dan pakaian layak kepada masyarakat di Pulau Towea.