Wednesday 13 September 2017

Hari Ketujuh Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 tim 1 Sultra | Berbagi Seragam Sekolah : Kutemukan Cinta di Pulau Towea

 

Seminggu sudah kami berada di Desa Wangkolabu. Seminggu sudah kisah terukir di desa ini dan tentu saja, Pulau Towea. Sebagian kami, jika menyadari hal ini mungkin akan membias sudut matanya. Betapa waktu cepat berlalu. Hampir-hampir separuh agenda kami disini telah terealisasi yang artinya saat itu akan segera tiba, Perpisahan.

Entahlah, memulai menuliskan artikel di pagi hari seperti ini. Bayang-bayang berakhirnya masa pengabdian disini segera muncul. Mungkin karena tinggal beberapa hari lagi disini. Aku merasakan betul suasana bagaimana kami diterima dengan baik oleh masyarakat terutama anak-anaknya. Hai, adik-adik.. How are you today? Are you ok? Really?. Sepertinya masih terbayang, beberapa dari kalian kucoba ajarkan bahasa Inggris, dan hei.. Kalian dengan cepat mampu merespon. Opkurs kakak, syurrrr.. Ama terue.... (Of course, Sure, I’m true).

Seperti yang kuceritakan di postingan hari keenam, hari ini agenda kami lebih banyak di posko, mengerjakan beberapa pekerjaan ringan untuk program kerja esok hari. Beberapa diantara kami harus lebih banyak beristirahat karena faktor kelelahan dan juga demam yang melanda. Alhamdulillah ‘ala kulli hal selama disini tidak ada masalah yang berarti bagi saya dengan kesehatan.

Adapun agenda hari ini, yaitu Memaketkan Seragam-seragam sekolah untuk anak-anak Pulau Towea dan Pencarian Ajur (kayu penyangga bibit mangrove yang baru ditanam).

Alhamdulillah, Tim 1 ENJ Sultra 2017 diamanahkan seragam-seragam sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA sebanyak 316 pcs untuk disalurkan di Pulau Towea. Sumbangan seragam ini berasal dari “Jaskol Collection”, sebuah unit usaha Konveksi dan distributor Seragam Sekolah. Terima kasih banget udah jauh-jauh kirimnya dari Tanah Abang, Djekardah. Jika ada kesempatan kesana, ingin sekali jalan-jalan ke Jaskol Collection. Semoga semakin berkah usahanya, karena keberkahan itu terpancar dari senyum adik-adik dan orang tua yang menerima sumbangan ini. Hallo Mbak Nabilah, salam hangat dari Pulau Towea. Kapan kesini?


Serta tak lupa pula buat seluruh donatur lainnya yang telah menyumbangkan pakaian dengan beragam variasi kepada kami. Dokumentasinya saya lampirkan di bawah postingan ini.

Untuk menyalurkan seragam dan pakaian ini kami dibantu oleh Ibu-Ibu kader Posyandu dalam mendata siapa saja yang akan menerimanya. Hari ini saya bertugas menuliskan nama-nama penerima seragam Sekolah yang kemudian ditempelkan di setiap paket.
Satu-satu nama itu disebut oleh Ibu Sekdes, dan tugasku begitu mudah. Menuliskannya saja.
Aditia” seru bu Sekdes
Sudah..” jawabku
Cece”
ya..”
Intan”
sudah”
Cinta..”

Hah? Cinta? Duh... bu Sekdes pasti lagi manggil pak Sekdes. Bapak Ibu memang beda dengan pasangan suami istri pada umumnya. Biasanya kan, yang lain pada manggil Mah.. Pah.. Buk.. Kalau beliau berdua ma beda.

Yank...”
Sayang..”
Cinta... ambilkan tolong memori kamera. Saya simpan di kamar itu”
Iya Cintaku..”

Apalagi nih yah. Kalau kita lagi duduk rame-rame sambil leha-leha di bale bambu Teras baca. Terus dengerin Honey Calling kayak gitu. Emm... Sumpah.. Seketika BaperMax. Baper Maksimum. Kita semua yang pada Jomblo, cuma bisa meraba hati yang nyesek. Senyesek nahan kentut di pagi hari di tengah keramaian. Soalnya yang gituan mah #hanyaUntukCintayangHalal.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang berkali-kali dan sering mi diucapkan laut kepada terumbu karang yang menjadikannya Indah”

Mungkin begitulah kira-kira kalau Bapak bacain puisi “Aku Ingin”nya Pak Sapardi ke Ibu. Dibelokin dikit biar nuansa laut dan pesisirnya dapat. Maafkeun yah Pak Sapardi. *senyum-senyum*


Imam, sudah ditulis?” tanya Ibu Sekdes
Sudah Bu.. Ini Intan” sambil saya perlihatkan kertasnya “Intan”.
Bukan, ini yang baru.. namanya Cinta”
Ouh... Siap Bu”

Unik dan keren yah ada nama Cinta di sini. Walau saya belum pernah ketemu Si Cinta ini, biarlah. Maksud saya... biar judul artikel selaras dengan judul-judul artikel sebelumnya. Maka, Kutemukan Cinta di Pulau Towea asal muasalnya dari sini. Ada nama adik kita, Cinta, yang beruntung mendapatkan seragam sekolah.

Untuk Cinta



Mencari Ajur

Selain itu, kegiatan hari ini adalah mencari Ajur. Ajur? What is that? Itu apa yah?
Sederhananya sih, ajur adalah kayu sepanjang setengah meter yang akan kami gunakan besok pada saat penanaman bibit mangrove. Fungsinya sebagai sandaran bagi bibit mangrove agar bisa tegak di awal penanamannya. Gitu.. Lucu juga sih bilang ini, Bibit mangrove aja butuh sandaran.




Bersama adik-adik Sahabat Mangrove Wangkolabu, kami mencarinya di hutan Bakau. Alhamdulillah menjelang sore, selesai juga. InsyaAllah akan aku ceritakan selanjutnya keseruan aktifitas penanaman bibit Mangrove ini.

Berikut beberapa dokumentasi pembagian Seragam Sekolah dan pakaian layak kepada masyarakat di Pulau Towea.












No comments:
Tulis komentar