Terima
kasih buat kalian yang masih setia membaca hingga hari ke 4 ini.
Seperti
yang kusebutkan ditulisan sebelumnya, aku akan ceritakan di tulisan
kali ini tentang kegiatan PHBS dan juga Kelas Inspirasi.
Kegiatan
dimulai di SDN 1 Towea, kami melakukan sosialisasi cara cuci tangan
yang baik dan benar dan juga cara menggosok gigi yang baik dan benar.
Jam 8 pagi kami mulai bergerak menuju SD, kami diberikan izin oleh
pihak sekolah untuk memulai kegiatan jam 9 pas jam istirahat,
sehingga kami datang lebih awal.
Awalnya
ada dua kelas dimana kami akan melakukan kegiatan, yaitu kelas 4 dan
5 tetapi ternyata pihak sekolah meminta kelas 6 juga diikutkan.
Padahal rapat sebelumnya, kami sudah membagi tim kami menjadi 2, tim
4 dan tim 5. Dengan adanya tambahan kelas 6, mau tidak mau kami harus
membagi tim lagi, dan ini membuat persiapan malam sebelumnya menjadi
sedikit kacau.
Tetapi,
inilah yang dinamakan dinamika kegiatan, ada saja hal-hal di luar
prediksi yang bisa terjadi sehingga fleksibilitas sangat diperlukan.
Kelas Inspirasi..
Setelahnya,
kami menuju Madrasah Aliyah untuk melakukan kegiatan selanjutnya,
Kelas Inspirasi. Kami membagi tim menjadi tiga : tim E, tim N dan tim
J. Program ini bentuknya berbagi pengalaman dari para peserta ENJ
kepada siswa-siswi MA, baik tentang pendidikan, profesi bahkan
motivasi.
Saya
sendiri membagikan pengalaman saya mengikuti kegiatan-kegiatan
nasional maupun regional. Saya memotivasi mereka, bahwa dengan
ikutnya saya di berbagai kegiatan itu saya bisa mengunjungi berbagai
kota di Indonesia. Gratis. Prinsipnya satu : Man Jadda wa jada.
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.
Kelas Inspirasi |
Di
kelas aku meminta mereka meneriakkan prinsip ini. Sekeras-kerasnya.
Hingga kata Si Hamka, hai anak farmasi, mereka
di kelas sebelah harus “hening cipta” dulu, membiarkan sorakan
semangat berlalu. Semangat-semangat. Baakarrrrrr Semangatnya...
Ada
juga yang berbagi inspirasi tentang pengalaman menjadi Relawan,
relawan ENJ misal. Datang dari berbagai kota, tidak hanya Kendari.
Membuat ENJ Sultra 2017 lebih berwarna. Teman-teman dari luar kota
menceritakan perjuangan mereka hingga bisa sampai ke sini. Jarak dan
kesibukan dikondisikan demi sebuah pengabdian di daerah pesisir.
Merinding saya menuliskannya.
Saya
selalu terharu dengan mereka yang mau, ikhlas meninggalkan Zona
nyamannya untuk sebuah pengabdian. Saya ingat sepupu yang sekarang di
Kalimantan, tahun lalu dia mengabdi di Papua. Bertugas sebagai
relawan pengadaan listrik tenaga surya di Pedalaman. Duh, perjuangan.
Untuk sore harinya, kami mengerjakan batako untuk artificial reef. Batako
persegi empat dengan dua lubang di tengahnya itu sedianya akan kami
pasang di pantai Bungin Pinungan. Akan kuceritakan keseruannya di
artikel selanjutnya. Keep Reading yah.
No comments:
Tulis komentar