Thursday 28 September 2017

Hari Kedelapan Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 Tim 1 Sultra | Penanaman Mangrove : Filosofi itu berbicara tentang Jarak

 

Bismillah. Selamat bertemu kembali di lanjutan cerita perjalanan kami, tim 1 ENJ Sultra 2017, yang sekarang masuk hari ke 8. Sebelumnya maafkeun yah, baru bisa posting lagi setelah agak lama dari postingan hari ketujuh. Maklum, lagi sibuk-sibuknya ngurusin Lamaran. Banyak sekali rupanya yang harus diurus, mulai dari restu kedua orang tua, surat dari pak Lurah, beuh.. Salinan Ijazah sama transkrip, fotocopy KTP dan lain-lain. Nanti kalau kalian juga udah masuk dunia kerja, bakal ngerasain juga. Hehe.. Kata teman saya yang saya bantu melamar ini, kalau gak diterima-terima lowongan kerja lagi, bikin pekerjaan aja sekalian.. Mantap juga dia.

Baik.. Sebelum saya melenceng terlalu jauh bahas Dunia Kerja. Kami hari ini mengagendakan satu program kerja yakni Penanaman bibit Mangrove. Selain Teras Baca, program penanaman Mangrove merupakan program Unggulan dari Tim Ekspedisi Nusantara Jaya. Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia tentu tidak akan terasa bermakna jika lingkungannya tidak terlestarikan dengan baik.

Sudah umum diketahui bahwa mangrove berperan penting sebagai “Pagar Hidup” dari terjadinya abrasi. Pun menjadi rumah bagi banyak spesies laut. Dan hei... Jangan lupa, di beberapa daerah malah dijadikan ekowisata berupa trekking mangrove. Karena Romantis itu.. menikmati sunset sambil menyeduh teh hangat di taman Mangrove. Beuh.

Kami memulai kegiatan hari ini dari rumah Bapak Sekdes Wangkolabu, dengan pengarahan langsung dari beliau tentang teori menanam Mangrove secara singkat. Tidak sulit, sungguh sederhana. Aktifitas kami kali ini ditemani oleh adik-adik dari Sahabat Mangrove Wangkolabu dan juga adik-adik Purna Paskibra 2017 Kecamatan Towea.

Oh iya, masih ingat tulisan saya tentang Filosofi Bibit Mangrove? Atau kalau belum baca, silahkan baca dulu disini.
Setelah terpisah dari Induknya, bibit ini akhirnya menemukan tempat baru untuk membersemai hidup dan lingkungannya yang baru. Beberapa area yang masih kurang pohon Mangrovenya menjadi target kami hari ini.

Sebelum ditanam, kami menentukan dulu titik-titik kordinat area yang akan kami tanami. Setelah itu membuat rapi dengan memberikan tanda pada setiap titik. Jadi tidak asal tanam. Antara satu bibit dengan bibit yang lain harus ada jarak. Biar kedepannya teratur. Tuhkan.., saya malah ketemu filosofi baru lagi, seperti ini bunyinya:
Tuhan saat ini membuatmu berjarak dengan dia yang kau cari selama ini, karena kau harus yakin bahwa takdirnya akan datang secara teratur, baik kapan, dimana, bagaimana dan siapa dia kelak”

Saya coba tebak yah. Kalian yang Jomblo mungkin agak sedikit baper baca ini. Sedikit.. jangan banyak-banyak.

Coba tebak, tangan siapa? Susah kan nebaknya
Baik.. Lanjut.
Kata pak Sekdes, jika bibit-bibit ini tumbuh sebagaimana mestinya. Mungkin, 3, 5 atau 10 tahun lagi kita sudah melihat hasilnya. Duh pak, berarti kami wajib datang lagi ke Towea untuk melihat bibit yang akan mendewasa ini? Baiklah. InsyaAllah.

Sedikit back to the past di ENJ 2016. Saat itu saya tidak berkesempatan ikut menanam mangrove bersama teman-teman yang lain karena tim, saat itu, dibagi dua. Saya masuk tim yang ikut serta dalam seminar kepemudaan bersama Ibu Wakil Bupati Wakatobi.

Alhamdulillah, tahun ini berkesempatan meninggalkan jejak di Pulau Towea berupa tanaman Mangrove. Semoga kelak, keindahan mangrove ini dapat kita nikmati bersama.

Adik-adik Sahabat Mangrove.... Dijaga dan dirawat yah Mangrovenya..

See you again. Sampai jumpa lagi. *Mata berkaca-kaca*

Sahabat Mangrove......

No comments:
Tulis komentar