Sunday 23 June 2013

Istriku, kau kenapa?

 


Aku terbangun. Lissa yang tidur di sampingku, meronta-ronta dan menjerit. Aku berlari keluar dari kamar. Berusaha mencari obat yang biasa dipakai Lissa kalau penyakitnya kambuh.


Di ruang tamu kebetulan Adikku masih begadang, nonton final Liga Champion.
“Dik, kamu lihat obat yang biasa digunakan Istriku?,” tanyaku padanya.
“Oh di kotak P3K bang, ada di dapur.”

Aku segera ke dapur, bergegas mencari obat tersebut. Dengan lugas kusibak horden pintu dapur. Menyongsong dengan sigap.  Aku berusaha mencari kotak P3K itu, tetapi Aku belum juga menemukannya. Sudut ruang Aku periksa dengan teliti, samping lemari, dalam lemari, dekat kulkas bahkan dekat kompor dan mesin cuci belum juga aku temukan kotak itu.

Aku kembali ke ruang tengah. Bertanya sekali ke Adikku, Aku agak kesal ke Adikku ini. Sudah tahu Abangnya lagi darurat mencari obat , eh dia malah masih asyik nonton bola.
“Dik, dimanakah?,” tanyaku, “saya belum dapat itu kotak, tolong kamu bantu dulu saya cari”.
“Dekat pintu itu bang.” Jawabnya dan langsung berdiri bergegas masuk ke dapur.

Aku mengikutinnya dari belakang, perasaan gusar tak menentu. Aku khawatir obat itu belum ditemukan. Aku khawatir sama Lissa ,istriku. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Adikku segera membuka lemari dekat pintu.
“Itukah pintunya, em pantas saya tidak lihat. Tertutup horden rupanya.” Kataku.
“Ini bang.” Adikku memberikan obat yang biasa dipakai istriku.

Aku buru-buru ke kamar, melihat istriku lagi duduk di pinggiran ranjang.
“Dari mana saja sih kak, kok aku ditinggalin,” tanya istriku.
“Tadi aku ke dapur, ambil obat buat kamu.” Kataku sambil memberikan obat tersebut.
“Aku kan minum obatnya pagi Kak, bukan tengah malam gini,” istriku heran.
“Lah tadi kamu menjerit, kenapa?,” tanyaku
“Oh tadi itu aku ngeliat kecoa Kak, Kakak kan tau aku takut banget sama kecoa.” Jawabnya.
“Aduh aku kira penyakit kamu kambuh, kalau gitu Aku simpan kembali yah obatnya.”

Aku berdiri, berjalan keluar kamar menuju dapur. Belum sampai Aku melewati pintu kamar , Aku mendengar suara istriku dari belakang memanggilku. Aku menoleh ke belakang.
“Kak!,” panggil istriku.
“Iya,” jawabku sambil melihat pipi istriku merah merona entah kenapa.
“I Love You”
"I Love You too"

Aku segera berbalik untuk menyimpan obat tersebut.
"Awas Kak.!"
Tiba-tiba aku menabrak lemari. Dan tumpukkan koran diatas lemari segera menimpaku dan mengeroyokku.
Aku membuka mata kesal. Kulihat bias matahari dari jendela.

"Woe-woe bangun-bangun, " teriak Arman , teman satu kos ku.
"Apaan sih, ganggu orang lagi mimpi aja kamu," aku ngomel kesal.
"Kerja dulu tuh tugas baru mimpi lope-lopean, ingat jam 8 mau dikumpul sama Dosen tuh. "

Aku terkesiap ternyata sudah jam 3 subuh.






14 comments:
Tulis komentar
  1. halah, endingnya itu mendadak romantis hihihi...

    mmm.. kayaknya ada yang butuh di pangkas ini yah :D

    ReplyDelete
  2. saya belum menemukan twistnya maaf ya :D

    ReplyDelete
  3. Jadi sebenernnya sakit apa? hehe...

    ReplyDelete
  4. kata 'aku' di tengah-tengah kalimat tidak perlu memakai huruf kapital mas, kecuali untuk kata ganti Tuhan bisa digunakan di tengah kalimat, IMHO :)

    penyakitnya Lissa memang sengaja tidak dijelaskan ya?

    ReplyDelete
  5. Ini ceritanya di daerah mana? Bahasanya unik.

    ReplyDelete
  6. Ikutan komen ah.. (meskipun msh belajar jg. He2)
    Menurut aku kalo ceritanya berakhir di kalimat yg ini,

    “Oh tadi itu aku ngeliat kecoa Kak, Kakak kan tau aku takut banget sama kecoa.” Jawabnya.

    Sampai situ aja udh cukup menciptakan twist menurutku. Jadi gak perlu diperpanjang lagi.

    ReplyDelete
  7. FF ini Bagus sih kalau menurut saya. cuma pencarian obat yang melibatkan adiknya membuat FF ini jadi lambat :D
    Ada hal yang membuat saya bertanya-tanya si istrinya sakit apa?
    Makasih

    ReplyDelete
  8. ya itu,
    ending bagusnya seperti usul arya
    dan.........
    sakit apa itu si istri?

    adegan gugup sampai nabrak nabrak ituh... aduh... bikin ngakak sih tapi juga nambahi pertanyaan.

    ini suami ga kenal medan banget di rumah sendiri?

    ReplyDelete
  9. Jadi si aku mimpi ya ... Ceritanya mungkin bisa dipadatkan lagi :)

    ReplyDelete
  10. Aaaah untung buykan mimpi basah hehee...
    agak gondrong mas ceritanya :D

    ReplyDelete
  11. Aaaaargghhh... Saya kurang suka ending mimpi.

    ReplyDelete
  12. hehehehehehe sudah banyak masukan, ayo smgt smgt :D

    ReplyDelete
  13. Saya cuma mau nanya. Itu di bagian bawah yang font tulisannya beda sama yang di atas, lanjutannya jugakah?

    Dan saya juga setuju dengan mba Evi, sebaiknya jangan menggunakan ending 'cuma mimpi'.. :)

    Tetep semangat ya!

    ReplyDelete
  14. Terima kasih semua sudah mau memberi komentar. Semua masukkan, kritik dll, Insya Allah semua membangun dan saya akan lebih giat belajar lagi. Insya Allah

    ReplyDelete