Wednesday 29 October 2014

Kaki yang patah tak menghalanginnya ke Mesjid

 


Selepas Sholat Dzuhur di Mesjid Laode Malim, depan fakultas Teknik.
Saya bergegas turun dari Lantai 2. Mesjid ini terdiri atas tiga lantai, dimana shaf laki-laki berada di lantai 2.

Saat menuruni anak tangga. Masya Allah, saya terkagum-kagum atas apa yang kusaksikan di depan mata kepala sendiri. Seorang bapak, berprawakan agak kurus, dengan kemeja jeans dan celana kain biru, menuruni satu per satu anak tangga ini dengan tertatih-tatih.
Sungguh penuh perjuangan, kulihat kakinya yang kanan ia papah dengan sangat. Pincang. Mungkin akibat patah.
Hari ini Allah menampakkan tegurannya padaku. Pada diri yang selalu merasa yang telah bersungguh-sungguh melakukan ibadah. Tapi lihatlah, perjuangan seorang di depan matamu. Seketika itu, perasaan ini menjadi malu.
-- - --- --- -- --
Wahai Dzat yang melihat isi hati kecil dan mendengarnya
Engkau pengatur segala harapan
Wahai Dzat yang diminta ketika musibah melanda
Wahai Dzat tempat mengadu dan bersandar manusia
Aku tak punya apapun kecuali butuh kepada-Mu
Hanya dengan meminta-Mu, hajatku terpenuhi
Aku tak punya apa pun kecuali mengetuk pintu-Mu
Jika kau tolak, pintu siapa yang akan kudatangi
Demi Dzat yang dengan nama-Nya kupanjatkan Doa dan keluh
Jika kemurahan-Mu tak sampai kepada hamba yang fakir ini
Mohon jauhkanlah diri ini dari kedurhakaan
Kemurahan sungguh besar dan karunia amatlah luas
-----
Kendari, 29/10/2014

No comments:
Tulis komentar