Wednesday 8 October 2014

Tentang masa lalu : salam untuk sang fajar

 

Tentang masa lalu :  salam untuk sang fajar






















Malam ini saya belajar lagi satu hal dari tulisan yang sangat inspiratif

Apa itu?

“MASA LALU”

Yup, tentang masa lalu. Kebanyakan kita justru merasa terhambat dengan mengingat-ingat tentang masa lalu. Saya pribadi sepakat jika ada yang mengatakan bahwa kita bisa belajar dari masa lalu. Telah berlalu waktu yang panjang di waktu lampau, sehingga terukir banyak kisah dan pengalaman darinya.

Lalu apa yang menghambat dari masa lalu?
Adalah kita seringkali memikirkan kegagalan demi kegagalan dari masa lalu atau sesuatu hal dari masa lalu yang membuat kita seakan ingin berhenti melangkah.  Masa lalu tetap akan ada bagaimanapun kita sekarang, adalah hal yang penting saat ini justru bagaimana kita menyikapinya.

Saya ingin sekali mengutip puisi yang indah yang pernah ditulis oleh Kalidasa, seorang aktor India:

Salam buat Sang Fajar.
Lihatlah hari ini.
Sebab ia adalah kehidupan, kehidupan dari kehidupan.
Dalam sekejap dia telah melahirkan berbagai hakikat dari wujudmu.
Nikmat pertumbuhan.
Pekerjaan yang indah.
Indahnya kemenangan.
Karena hari kemarin tak lebih dari sebuah mimpi.
Dan esok hari hanyalah bayangan.
Namun hari ini ketika Anda hidup sempurna,
telah membuat hari kemarin sebagai impian yang indah.
Setiap hari esok adalah bayangan yang penuh harapan.
Maka lihatlah hari ini
Inilah salam untuk sang fajar.



Dari puisi diatas kita bisa belajar satu hal : Fokus pada apa yang kita hadapi hari ini.
Kita hidup hari ini, bukan kemarin ataupun esok hari yang ghaib. Bagaimana kita hari ini, justru bisa membuat masa lalu menjadi kenangan yang indah.

Saya pernah menghadiri suatu seminar tentang kesuksesan. Tentu yang menjadi pembicara di seminar tersebut adalah mereka yang berhasil meraih impiannya. Salah seorang pembicara ditanyai oleh peserta,
“Bagaimana masa lalu Anda, sehingga membuat Anda sesukses ini.”

Lalu yang ditanya membalikkan badannya dan membelakangi si penanya kemudian berbalik lagi sambil berkata
“Maaf, sekarang saya lagi fokus dengan masa depan, masa lalu itu sudah jauh sekali di belakang”

Kami pun tersenyum.

2 comments:
Tulis komentar
  1. Kalau aku sih masa lalu itu kujadikan seperti cermin yang setiap hari terus "berkaca" agar tiap hari terus mengalami peningkatan dari hari kemarin, ahri kemarin adalah masa lalu dan hari esok adalah masa depan. terima kasih pak safrullah dibolehin komentar disini,salam dari anak medan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul yang bapak katakan, jika masa lalu bisa jadi pelajaran agar lebih baik lagi, kenapa tidak?

      Salam balik pak dari Kendari....

      Delete