Saturday 2 January 2016

Tentang Udara Pagi

 

Udara pagi masuk menyusup melalui jendela yang belum terbuka sempurna.
Cuaca pagi cukup dingin, setelah di waktu subuh hujan turun begitu derasnya. Tidak lama. Sekitar sejam.
Setelah hujan reda. Aku bergegas dengan pakaian rapi plus jaket tebal pergi meninggalkan rumah.
Berjalan kaki keluar lorong, aku berpapasan dengan beberapa anak SD. Mereka ku dengar sekilas membicarakan PR yang belum mereka kerja. Aku tersenyum. Bertahun yang lalu aku pernah seperti mereka.
Di sebuah desa di utara Kolaka, aku tercatat sebagai siswa SD.
Sebuah bangunan kayu, beratap rumbia, berlantaikan tanah. Sebuah kesederhanaan yang nyaris memprihatinkan.
Disanalah ku memulai mimpi-mimpi kecilku.
Kala itu kami belum mengenal teknologi canggih macam sekarang ini.
Permainan kami hanyalah sepak bola dan kasti. Hiburan kami di saat pulang sekolah lebih banyak berlari masuk ke kebun Pak Aji, melempar mangga kemudian rame-rame merujaknya.
Kami hanya memiliki mimpi yang sederhana. Bisa melanjutkan jenjang SMP di desa tetangga.
Kami berpikir bahwa kehidupan kami hanya akan disini, di kampung sederhana pinggiran pantai.
Tetapi mimpi akhirnya semakin terbuka untuk bisa lebih dari ini..
Saat ....
......
Kendari..

No comments:
Tulis komentar