Saya pernah membaca novel
berjudul “Negeri 5 Menara”. Ada satu kata mutiara yang sangat
bagus ,menurut saya. Kata tersebut mudah pengucapannya tetapi tidak
mudah diterapkan.
Going the extra mile
Oh iya, itu bukan kata
tetapi sebuah kalimat :) .
Menurut buku atau novel
tersebut, inti dari penerapan kalimat tersebut adalah MELEBIHKAN
USAHA. Yah , melebihkan dalam artian diatas rata-rata kebanyakan
orang lain. Contoh yang saya baca dari novel tersebut, seorang pelari
atau sprinter kelas dunia.
Ketika mereka juara, mereka hanya butuh sedikit lebih unggul dari
lawan-lawannya, kalau dalam perhitungan waktu mereka cuma butuh
unggul 0,00 per
sekian detik untuk juara.
Intinya
melebihkan usaha diatas rata-rata orang lain.
Saya
jadi ingat pengalaman saya waktu ingin kuliah. Saya
melebihkan usaha dalam hal mencari beasiswa, waktu itu saya belum
memiliki laptop dan saya mengandalkan internet untuk mencari
informasi beasiswa. Setiap habis dari sholat magrib sambil
menunggu sholat isya, saya menyempatkan diri ke warnet, warnet dekat
dengan mesjid.
Beberapa
kali saya browsing dan tidak menemukan informasi yang sesuai dengan
saya cari. Suatu ketika saya teringat majalah yang saya baca ketika
SMP dulu tentang Perguruan Tinggi swasta
di Jawa Barat yang menawarkan beasiswa full kepada setiap
Mahasiswanya.
Saya
buka webnya, dan saya membaca syaratnya yang untuk ukuran seorang
lulusan SMA, kayaknya tidak cocok, yah karena beasiswa tersebut
lebih cocok buat lulusan pasantren.
Tapi
bermodal nekad, waktu itu saya berasumsi toh cuma mengisi formulir
apa susahnya. Semua data saya isi lengkap. Termasuk foto, saya tidak
membawa softfile fotonya, maka saya foto diri sendiri di warnet,
untungnya warnet tersebut pakai bilik-bilik. Sehingga tidak ada orang
yang liat.
Tiba
waktunya seleksi, saya datang dengan persiapan yang bisa dibilang
tidak ada. Saya baru tahu ketika saya di tempat seleksi bahwa yang
akan menyeleksi semua peserta adalah seorang Syeikh dari Arab, iyah,,
Asli orang arab. Sedangkan pengetahuan saya tentang bahasa Arab NOL
BESAR..!!
Saya
hampir saja pulang karena tidak ingin malu dihadapan tim penyeleksi,
tapi dengan bermodal nekad saya tetap di tempat itu, apapun yang
terjadi.. Bismillah, pikir saya waktu itu.
Alhamdulillah
ternyata ada yang bertugas sebagai penerjemah kalau peserta tidak
bisa Bahasa Arab.Coba kalau saya pulang?
Satu
bulan kemudian, pengumuman menyatakan saya lolos dan berhak
mendapatkan beasiswa tersebut.
Saya
kaget, saya satu-satunya peserta dari SMA yang lain dari pasantren,
secara ilmu bahasa arab, nahwu dan sebagainya jelas saya sangat jauh
tertinggal dari peserta yang lain. Tetapi, kalau Allah sudah
berkehendak, siapa yang bisa menghalangi?
Hari
ini saya kuliah di suatu universitas di Kendari , saya akhirnya
dengan sangat berat hati tidak mengambil beasiswa tersebut. Ini semua
atas permintaan Ibu saya, dan saya menurut kepada beliau.
Saya
yakin dengan “Going the extra mile” dipadu doa seorang Ibu, maka
kesuksesan itu akan tercapai meski sekarang masih dalam proses.
Oh
iya, adapun beasiswa yang akan saya dapatkan jika mengambil beasiswa
tersebut adalah:
- Pendidikan bahasa arab selama dua tahun (perkuliahan pakai bahasa arab)
- Pendidikan S1 selama 4 tahun
- Makan, asrama, dan baju juga di loundry-kan
- Sarana dan prasarana yang lengkap
- dll
No comments:
Tulis komentar