Sunday 1 September 2013

PELAJARAN BERHARGA DARI PANTI ASUHAN

 



Hari jum’at tanggal 30 Agustus 2013, saya beserta kawan-kawan dari Teknik Informatika, alhamdulillah oleh Allah Subhanawata’ala diberi kesempatan untuk berbagi bersama adik-adik dari panti asuhan Pasantren Darul Mukhlisin.

Jam menunjukkan pukul 15.30, selepas ashar kami berangkat ke panti asuhan yang mana sebelumnya kami berkumpul dulu di rumah teman kami, Puspita sari, yang rumahnya kami “daulat” sebagai posko.
Sumbangan yang kami salurkan macam-macam, ada sembako, buku bekas dan baju. Sumbangan tersebut berasal dari berbagai pihak terutama teman-teman Mahasiswa Teknik Informatika Unhalu.

Jujur ini kali pertama saya ikut kegiatan baksos, yang kegiatannya dilaksanakan di Panti Asuhan. Selama ini, biasanya bukan di Panti asuhan.

pasantren
salah satu bangunan

Hal pertama yang saya dapatkan ketika baru tiba di panti asuhan tersebut adalah kesederhanaan. Sederhana adalah sikap yang sekarang ini “agak langkah” terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Dari sudut pandang pendidikan tentunya, di luaran sana banyak anak muda dikaruniakan oleh Tuhan berbagai nikmat, memiliki orangtua yang lengkap yang bisa mem”fasilitasi” pendidikan mereka. Sementara di Pasantren ini semua bangunan bisa dikata serba terbatas, berdinding kayu beratap seng dan berlantaikan tanah. Dan diantara mereka bahkan harus melewati kehidupan ini tanpa dukungan kedua orangtua mereka, bukan karena orangtuanya sudah tidak peduli tetapi karena Allah telah memanggil keduanya.

Hal kedua, semangat. Ketika adik-adik ini dikumpul di mesjid untuk ramah tamah dengan teman-teman dari Teknik Informatika. Dari luar mesjid, saya coba memerhatikan bahwa ternyata yang saya dapati adalah mereka selalu ceria, tidak nampak dari raut wajah mereka suatu bentuk kekecewaan akan takdir Tuhan pada mereka.

Ini harusnya menjadi pelajaran buat kita semua, terutama yang menulis tulisan ini. Bahwa kita senantiasa mesti bersemangat, sebagai suatu bentuk rasa syukur kita.


Kita jadi teringat suatu hadist yang berbunyi:

Undzuru ila man asfala minkum wa la tandzuru ila man fauqakum, fainnahu ajdaru an la tazdaru ni’matallahi alaikum

Terjemahan:

Lihatlah kondisi orang yang martabatnya di bawah kalian, jangan sebaliknya, melihat orang yang derajatnya di atas kalian. Yang sedemikian itu lebih layak, agar kalian tidak merendahkan kenikmatan Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian

Mudah-mudahan tulisan ini ada manfaatnya terutama sekali buat yang menulis tulisan ini.


No comments:
Tulis komentar