Hari
jum’at tanggal 30 Agustus 2013, saya beserta kawan-kawan dari
Teknik Informatika, alhamdulillah oleh Allah Subhanawata’ala
diberi kesempatan untuk berbagi bersama
adik-adik dari panti asuhan Pasantren Darul Mukhlisin.
Jam menunjukkan pukul
15.30, selepas ashar kami berangkat ke panti asuhan yang mana
sebelumnya kami berkumpul dulu di rumah teman kami, Puspita sari,
yang rumahnya kami “daulat” sebagai posko.
Sumbangan yang kami
salurkan macam-macam, ada sembako, buku bekas dan baju. Sumbangan
tersebut berasal dari berbagai pihak terutama teman-teman Mahasiswa
Teknik Informatika Unhalu.
Jujur ini kali pertama
saya ikut kegiatan baksos, yang kegiatannya dilaksanakan di Panti
Asuhan. Selama ini, biasanya bukan di Panti asuhan.
Hal
pertama yang saya dapatkan ketika baru tiba di panti asuhan tersebut
adalah kesederhanaan.
Sederhana adalah sikap yang sekarang ini “agak langkah” terutama
di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Dari sudut pandang
pendidikan tentunya, di luaran sana banyak anak muda dikaruniakan
oleh Tuhan berbagai nikmat, memiliki orangtua yang lengkap yang bisa
mem”fasilitasi” pendidikan mereka. Sementara di Pasantren ini
semua bangunan bisa dikata serba terbatas, berdinding kayu beratap seng dan berlantaikan tanah. Dan diantara mereka bahkan harus
melewati kehidupan ini tanpa dukungan kedua orangtua mereka, bukan
karena orangtuanya sudah tidak peduli tetapi karena Allah telah
memanggil keduanya.
Hal
kedua, semangat. Ketika
adik-adik ini dikumpul di mesjid untuk ramah tamah dengan teman-teman
dari Teknik Informatika. Dari luar mesjid, saya coba memerhatikan
bahwa ternyata yang saya dapati adalah mereka selalu ceria, tidak
nampak dari raut wajah mereka suatu bentuk kekecewaan akan takdir
Tuhan pada mereka.
Ini
harusnya menjadi pelajaran buat kita semua, terutama yang menulis
tulisan ini. Bahwa kita senantiasa mesti bersemangat, sebagai suatu
bentuk rasa syukur kita.
Kita
jadi teringat suatu hadist yang berbunyi:
“Undzuru ila man
asfala minkum wa la tandzuru ila man fauqakum, fainnahu ajdaru an la
tazdaru ni’matallahi alaikum”
Terjemahan:
“Lihatlah kondisi
orang yang martabatnya di bawah kalian, jangan sebaliknya, melihat
orang yang derajatnya di atas kalian. Yang sedemikian itu lebih
layak, agar kalian tidak merendahkan kenikmatan Allah yang telah
dianugerahkan kepada kalian”
Mudah-mudahan
tulisan ini ada manfaatnya terutama sekali buat yang menulis tulisan
ini.
No comments:
Tulis komentar