Thursday, 1 May 2014

Suatu Sore bersama Pak Guru

 

Langit Kota Kendari hari ini masih seperti biasa. Mendung. Nampaknya matahari malu-malu menampakkan dirinya atau kah hujan tengah mengabarkan akan kedatangannya.
Aku seakan ingin berbicara dari hati, ketika mengetahui hari ini tertanggal 2 Mei. Negara kita mengingatnya sebagai Hari Pendidikan.

Aku ingin menuliskan tentang suatu lakon hidup seorang lelaki. Lelaki yang Ubannya hampir memenuhi seluruh kepala. Lelaki yang fisiknya telah termakan Usia. Namun, ku yakin semangat pengabdiannya selalu menggelora.


....

Suatu sore bersama teman-temanku. Duduk di beranda Musholah Sekolah telah menjadi kebiasan kami selepas Ashar. Tak kurang dari satu halaman soal Matematika membuat kami harus banyak diam.  Sibuk mengurusi tugas masing-masing. Sepuluh atau dua puluh menit setelahnya, satu-satu senyum kami akan terbit. Tandanya soal telah terjawab dan siap dikoreksi Pak Guru.

Kami mendatanginya. Kepala Sekolah kami. Di saat kami mengerjakan soal di sore itu. Kepala sekolah kami tengah mencangkul lahan di belakang sekolah. Jangan pikir ini adalah les sore ala Anak sekolahan di Kota.  Ini les sore khas Anak sekolahan di Desa.
Guru sibuk mencangkul sementara kami mengerjakan Soal. Dan sesekali Guru kami berhenti sekedar memeriksa Soal kami. Lalu kembali mencangkul lahan di belakang sekolah.

...

Kami datang sore itu di Sekolah. Sekedar ingin membersihkan Mushollah yang beberapa hari lagi akan kami jadikan tempat kegiatan Osis.

Sementara Guru kami sekaligus Kepala Sekolah Kami tengah berada di belakang jajaran bangunan kelas 2.  Memperbaiki kawat pagar, itu yang Beliau lakukan. Biar aman alasannya.

“Kening Bapak berdarah ” kataku pada beliau.
“Oh, biarkan saja Imam, nanti akan jadi cerita” begitulah balasnya.

Cerita yang terukir bukan hanya pada ingatan tapi juga luka akibat goresan  kawat pagar sekolah.

...

Suatu sore ketika kami tak lagi berstatus siswa di Sekolah yang dipimpinnya. Melainkan telah menjadi alumni. Kami sempatkan mengunjunginya. Masih seperti dulu. Tidak ada perubahan dari kebiasaannya.

“Pak Kapan ini kami boleh mengadakan Reuni?”
“Nanti 5 tahun lagi, kalau kalian sudah orang sukses semua” jawabnya simpel.



Selamat Hari Pendidikan Nasional

No comments:
Tulis komentar