Bersama terbenamnya matahari pada senja ini. Suara adzan Maghrib
mulai berkumandang. Kami anak kampung mulai berlarian tergesa masuk ke
kolong rumah. Ganti baju. Kebiasaan.
Kami anak kampung. Pun
kadang tersebutlah kami anak pesisir. Sore menjadi ajang kami berlarian
di pinggir pantai. Menendang ombak. Seakan kami menendang himpitan
ekonomi keluarga kami.
Kami masih kecil, tak layak memusingkan hal yang sering para orang tua sembunyikan dari kami. Pun begitu, berkurangnya uang jajan, tak ada uang beli sepatu di setiap penerimaan Raport. Cukup membuat kami maklum, inilah ekonomi keluarga kami. Sulit.
Sementara kami?. Kami berjalan tidak pada jalan beraspal itu. Panas jika tanpa alas kaki. Kami memilih berjalan diantara rindangnya pohon coklat pada kebun-kebun penduduk. Sesekali bersiul, menggelakkan tawa.
--------
Tiada yang lebih nikmat bagi kami, anak kampung.
Kalaulah bukan karena jernihnya air pada mata air.
Kalaulah bukan sinar senja dipinggir pantai, pun berdampingan dengan desiran ombak teluk bone.
Niscaya kerinduanku pada kampung halaman seakan mulai sirna. Bak meredupnya sinar senja berganti malam.
-----
Tamborasi...
No comments:
Tulis komentar