Kalau kita menyerah di kegelapan, kita tidak akan bertemu sinar terang di ujung jalan
Perjalanan hidup ini, kita lalui tidak hanya dengan pengetahuan tetapi juga dengan tempaan pengalaman hidup. Terkadang ia berasa manis, kadang juga ia pahit. Ibarat warna, ia berwarna-warni.
Sebagai orang muda, bolehlah kita memiliki banyak pengetahuan, akan tetapi orang tua lah yang memiliki banyak pengalaman menghadapi getir hidup dan kehidupan ini.
Acap kali kita baca dan dengar, bahwa yang tua telah banyak memakan asam garam kehidupan.
Dari situlah, hendaknya kita orang muda banyak mengambil pelajaran darinya. Sering jumpa di kehidupan ini, mereka yang telah berhasil dan sukses dalam bidangnya, maka pasti terbit niat di hati kita, apakah yang membuat ia mampu berada di puncak kesuksesannya?
Ada satu benang merah yang terpetik dari cerita kehidupan mereka: Bersabar!.
Sabar, ia yang terus berusaha mewujudkan impiannya. Sabar yang sejati adalah tetap berusaha meski mungkin dirimu tau kau tak akan menang, meski mungkin dirimu akan kalah, tetapi kau terus melalukan apa yang bisa kau lakukan.
“Sampai titik darah penghabisan Jenderal....”
Nasihat orang tua kita, bahwa menjalani proses hidup ini, ibarat kita menggali sebuah sumur.
Terkadang ada yang menemukan air di kedalaman 3 meter, adapula yang 4, 5 atau 15 meter sekalipun.
Ia yang gagal adalah mereka yang berhenti menggali di kedalaman 8 meter padahal air itu berada di kedalaman 8,4 meter.
Seribu langkah dimulai dengan satu langkah, tetapi juga ditambah 999 langkah berikutnya.
Jangan berhenti, teruslah berjuang,
Saling mendoakan di atas perdjoeangan.
Karena...
Kalau kita menyerah di kegelapan, kita tidak akan bertemu sinar terang di ujung jalan
No comments:
Tulis komentar