Designed by Freepik |
Hal tersebut bukanlah sebuah kemunduran, malah sebuah bentuk usaha menjaga kelestarian budaya lokal. Sebab, anak muda sekarang terutama yang hidup di perkotaan mulai nggah ngeh buat speaking menggunakan bahasa daerah, cuma bisa listening doank itupun little-little.
Nah, untuk menjaga dan mempromosikan budaya lokal, salah satunya bahasa daerah, baru-baru ini Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menambahkan Bahasa Jawa di Bandara Internasional Adisutjipto yang digunakan para pegawainya untuk membuat pengumuman.
Menurut General Manager Angkasa Pura Bandara Adisutjipto, yang saya baca dari thejakartapost.com hal ini dilakukan sebagai bagian dari usaha pemerintah untuk mempromosikan kearifan lokal daerah setempat. Bahasa Jawa yang digunakan sendiri, setahu saya biasa disebut Bahasa Jawa Kromo. Itu loh, yang bahasa Jawa-nya halus banget, bisa dibilang ultra-polite.
Menurut pendapat pribadi penulis, ini terobosan luar biasa. Selama ini kan kita tahu-nya cuman Bahasa Indonesia dan English aja yang digunakan. Bisa jadi wisatawan-wisatawan yang kebetulan lagi di bandara bisa ikut-ikutan penasaran buat belajar Bahasa Daerah kita. Woa Boom !!!.
Penulis sendiri berasal dari Kendari, semoga ke depannya bisa juga yah Bandara Halu Oleo menggunakan bahasa daerah. Emang sih agak rumit juga menentukan bahasa daerah mana yang akan digunakan. Secara, di Sulawesi Tenggara banyak bahasa daerah, sebut saja : Tolaki, Buton, Muna, Bugis, Moronene, dan lain sebagainya. Pilih salah satu, yang lain bisa cemburu. Pilih semuanya? OMG,..
No comments:
Tulis komentar