Hari kedua perjalanan Ekspedisi Nusantara Jaya 2016 SULTRA
Kau tau? Tak ada yang lebih baik jika kau ingin mengetahui keinginan dan kebutuhan seseorang kecuali dengan langsung menanyakan pada yang bersangkutan.
Seperti cerita kita hari ini, selepas Ashar kami coba silaturrahmi ke rumah-rumah warga, tersebab hampir setengah hari tim memilih istirahat dari perjalanan laut selama satu hari satu malam. Dimana pun dan kapan pun, pendidikan menjadi hal prioritas yang masih tersisa banyak hal padanya untuk dibenahi.
Salah satu rumah yang kami kunjungi adalah rumah salah satu petugas kesehatan (perawat) di desa ini. Oh dear, saya belum cerita, saat ini saya berada di desa Wapia-pia yang berjarak sekitar 7 kilometer dari pelabuhan.
Karena sebenarnya hanya menemani teman-teman Kedokteran yang ingin berkonsultasi, saya memilih berinteraksi lebih banyak dengan anak-anak yang kebetulan ramai dekat rumah Bu Perawat. Selalu, seperti nasihat panutan saya, jika bertemu dengan anak-anak ikatlah janji dengan mereka untuk belajar bersama. Dan, voila, tidak sulit hingga selepas maghrib posko begitu ramai dengan anak-anak yang belajar beragam materi pelajaran.
Mulai dari huruf hijaiyah yang terlafalkan, akar kuadrat yang dipertanyakan, kata pengantar makalah yang tersusun, hingga laptop terinstall Windows pun terdiskusikan. Hal seperti ini membuat kami semangat untuk kembali merevisi program kerja kami. Sedikit penambahan. Penambahan program.
Pada akhirnya kita harus paham ada dinamika kegiatan yang mengisi tiap kemungkinan yang ada. Selama itu adalah kebutuhan masyarakat dan kami sanggup untuk itu, kenapa tidak? ya toh? Uhuk.
"... umur manusia singkat, tapi kemanusiaan lama. Lupakan kesedihanmu itu dengan lebih giat lagi bekerja. Bekerja untuk kemanusiaan." - Achdiat K. Mihardja-
No comments:
Tulis komentar