Thursday 11 June 2015

Sholat Jum'at, Khutbah Jum'at dan Syariat pada hari Jum'at

 
Sholat jum'at hukumnya adalah fardhu ain, yakni wajib bagi setiap individu, atas setiap pria dewasa, kecuali orang-orang yang terkecualikan, seperti dalam Sabda Rasulullah
"..sholat jum'at adalah wajib atas setiap orang yang telah baligh, kecuali 4 orang yakni budak, wanita, anak kecil dan orang yang sakit"1.

Pelaksanaan Sholat Jum'at sah meskipun jumlah jamaah tidak mencapai 40 orang, bahkan sah meskipun hanya dilakukan oleh dua orang, sebab tidak ada dalil yang mempersyaratkan jumlah tertentu. Dan dilaksanakan pada waktu Dzuhur.

A. Khutbah Jum'at
  • 1. Disunnahkan memulai khutbah dengan pujian kepada Allah
  •  
  • 2. Berkhutbah dengan suara yang keras
  •  
  • 3. Membaca beberapa ayat Al-Qur'an dalam khutbah Jum'at.
  •  
  • 4. Berkhutbah dengan ringkas dan tidak berpanjang lebar dalam menyampaikan isi khutbah, berdasarkan Sabda Rasulullah  , "Sesungguhnya lamanya Sholat dan ringkasnya khutbah adalah tanda bahwasanya seorang imam/khatib faham dalam masalah agama"2.
  •  
  • 5. Mendoakan kamu muslimin secara umum dalam khutbahnya.

B. Hal-hal yang diperbolehkan bagi seorang Khatib
  • 1. Bersandar/bertumpu pada sebuah tongkat ketika sedang berkhutbah.
  •  
  • 2. Berbicara kepada salah seorang jamaah Jum'at jika diperlukan, dalam  Hadits Abu Hurairoh tentang seorang lelaki yang masuk mesjid ketika Rasulullah  sedang khutbah Jum'at, lalu Rasulullah  berbicara kepada lelaki tersebut untuk menegurnya, "apakah engkau sudah sholat dua rakaat(yakni sholat tahiyatul masjid)? " lalu orang itu menjawab "Belum", maka Rasulullah  bersabda "Sholatlah engkau 2 rakaat"3

C. Hal-hal yang disyariatkan pada hari Jum'at
  • 1. Diwajibkan mandi sebelum berangkat Sholat Jum'at berdasarkan sabda Rasulullah  "mandi pada hari Jum'at wajib atas setiap (pria) yang telah baligh"4
  •  
  • 2. Memakai parfum
  •  
  • 3. Menggosok gigi, berdasarkan sabda Rasulullah  "Jika saja tidak menyusahkan ummatku, maka saya akan perintahkan mereka menggosok gigi dengan siwak setiap kali hendak Sholat"5
  •  
  • 4. Hendaknya memakai pakaian yang bagus, utamanya yang berwarna putih, karena Rasulullah  bersabda "pakailah pakaian putih kalian karena pakaian putih adalah pakaian terbaik dan kafanilah orang yang meninggal diantara kalian dengan kain putih"6
  •  
  • 5. Bersegera ke mesjid agar dapat menempati shaf terdepan
  •  
  • 6. Sedapat mungkin berjalan kaki menuju mesjid dan tidak berkendaraan karena Rasulullah bersabda "Siapa yang mandi pada hari Jum'at lalu bersegera ke mesjid dengan berjalan kaki dan tidak berkendaraan dan menempati tempat yang mendekati imam lalu diam dan tidak berbuat sia-sia, maka setiap langkahnya mendapat pahala seperti puasa dan Sholat malam sepanjang tahun"7.
  •  
  • 7. Diam ketika Khatib sedang berkhutbah.




Sumber:
Agar Sholat Anda Sesuai Petunjuk Nabi karya Abu Yusairoh Muhammad bin Abbas
==============================================================================

1. HR. Bukhori(858) dan Muslim(684)
2. HR. Muslim (869)
3. HR. Muslim (2942)
4. HR. Bukhori(879) dan Muslim(846) dari Abu Hurairoh
5. HR. Bukhori(887) dan Muslim(578) dari Abu Hurairoh
6. HR. Abu Dawud, dinyatakan Shohih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohih wa Dhoif Sunan Abu Dawud 1/2 No 3878
7.HR. At Tirmidzy, dinyatakan Shohih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohih wa Dhoif Sunan At Tirmidzy 1/496

Saturday 6 June 2015

Ilahi, hanya Engkaulah yang Maha Penolong

 

"Wahai Dzat yang melihat dan mendengar apa yang ada dalam hati, Engkau adalah tempat pengharapan segala sesuatu."

"Wahai Dzat yang diharapkan untuk menghilangkan segala kesusahan, wahai Dzat yang menjadi tempat mengadu dan berlindung."

"Wahai Dzat yang gudang rezekinya berada pada firman-Nya "Kun", berilah anugerah karena sesungguhnya segala kebaikan terhimpun pada sisiMu."

"Tidak ada bagiku perantara kecuali kefakiranku kepada-Mu. Ya Allah, dengan kefakiranku kepada-Mu itu, aku dapat memenuhi keperluanku."

"Tidak ada bagiku alasan kecuali aku mengetuk pintu-Mu. Sekiranya aku ditolak, pintu mana lagi yang harus kuketuk."

"Dan kepada siapakah aku memohon dan memanggil dengan namanya apabila karunia-Mu terhalang dari keperluanku kepada-Mu."

"Mustahil Ya Allah jika karena kemurahan-Mu Engkau memutuskan harapan orang yang berbuat maksiat, sebab anugerah-Mu lebih besar dan pemberian-Mu lebih banyak."

"Mudah-mudahan shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam dan keluarganya, sosok yang datang dengan membawa Al Qur'an sebagai cahaya yang senantiasa menyinari."

-----------------------------------------------------
Syaikh Muhammad Jamil Zainu dalam bukunya Bimbingan Islam untuk Pribadi dan Masyarakat

Friday 5 June 2015

Jenis-jenis Air

 
Bab Thoharoh (Bersuci)

Jenis-jenis Air

Air terbagi menjadi 3, menurut para ulama:

1. Air Mutlak, hukumnya suci dzatnya dan mensucikan yang lainnya yakni dapat digunakan untuk bersuci, seperti air hujan berdasarkan firman Allah :
“dan kami telah turunkan dari langit air yang suci ” (QS. Al Anfal : 11),
air laut dalam Sabda Rasulullah :
“laut itu suci airnya halal bangkainya” (HR. Abu Dawud),
air zam-zam, air sumur, air sungai.
Termasuk dalam jenis ini adalah air musta’mal yakni air yang telah digunakan untuk bersuci seperti mandi dan wudhu berdasarkan hadits Rasulullah bahwasanya beliau setelah mencuci kedua tangannya sampai siku lalu langsung mengusap kepalanya dengan sisa air yang melekat di telapak tangannya1.


2. Air yang bercampur dengan benda-benda Najis sehingga berubah warna, bau atau rasanya, maka air ini tidak suci dzatnya, juga tidak dapat dipakai untuk bersuci.
Adapun jika tercampur dengan benda najis, namun tidak berubah warna, bau atau rasanya maka air tetap hukumnya suci dan mensucikan seperti air mutlak. Berdasarkan Sabda Rasulullah : “Air adalah suci dan mensucikan tidak ternajisi oleh sesuatupun”2.

3. Air yang bercampur dengan benda-benda suci, sehingga berubah sifatnya yakni bau, warna atau rasanya, seperti
  • a. Air perasan benda-benda suci seperti air perasan bunga, dan air yang keluar dari akar pepohonan jika terpotong.
  • b. Air yang tercampur dengan benda suci yang benda suci tersebut mendominasi air, sehingga jadilah air tersebut menjadi seperti hasil celupannya.
  • c. Air yang telah dipakai merebus sesuati benda yang suci, sehingga air tersebut berubah karenanya, seperti air sayur.
  • d. Air yang bercampur dengan benda suci yang tidak mungkin dihindari seperti lumut.
  • e. Air yang bercampur dengan tanah.
  • f. Air yang berubah sifatnya bukan karena bercampur dengan benda lain yang suci, namun karena bersentuhan dengan benda yang suci seperti kayu gaharu, minyak yang padat.
  • g. Air yang bercampur dengan benda suci, namun dapat dihindari percampuran tersebut, seperti air yang bercampur dengan sayur tanpa proses perebusan.

Hukum semua jenis air di atas adalah tetap suci dan dapat digunakan untuk bersuci berdasarkan firman Allah
“dan kalian tidak menemukan air maka tayammumlah...” (QS. An Nisa : 34), 
 kata air di dalam ayat ini adalah bentuk nakirah yang bermakna umum, mencakup semua jenis air yang suci, sehingga makna ayat ini tidak boleh seorang bertayammum selama ia masih mendapatkan air yang suci, ini adalah pendapat yang dipilih oleh Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisy3.


Semoga bermanfaat.


Sumber:
Agar Sholat Anda Sesuai Petunjuk Nabi karya Abu Yusairoh Muhammad bin Abbas



--------------------------------------------------------------------------------------

1. Dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud 1/216 dari Aisyah
2. Dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud 1/115 dari Said al Khudry
3. Al Mughny 1/21-22

Jenis-jenis Thoharoh

 
Bab Thoharoh (Bersuci)

Thoharoh secara Bahasa bermakna kebersihan dan bebas dari kotoran, baik yang nampak seperti : bersih dari air kencing; ataupun yang maknawi (tidak nampak) seperti bersih dari aib dan maksiat.

Thoharoh secara Istilah Syariat, berarti menghilangkan sesuatu yang menghalangi seseorang untuk sholat, berupa hadats atau najis dengan air atau tanah yang suci.


Jenis-jenis Thoharoh

Thoharoh terbagi menjadi 2 jenis , yakni:
1. Thoharoh hakiki: Thoharoh dari najis, baik yang terdapat pada badan, pakaian maupun tempat.

2. Thoharoh Hukmi, yakni Thoharoh dari hadats. Jeniis thoharoh ini terbagi atas 2:
  • a.Thoharoh Kubro (besar), yakni Mandi
  • b.Thoharoh Suhgro (kecil), yakni Wudhu

Dan pengganti Thoharoh Kubro dan Thoharoh Suhgro ketika ada halangan yakni Tayammum




Semoga bermanfaat.


Sumber:
Agar Sholat Anda Sesuai Petunjuk Nabi karya Abu Yusairoh Muhammad bin Abbas

Thursday 4 June 2015

pertemuan antara Hujan dan Bumi

 
Sejak pagi hujan selalu setia menyapa tanah Kota Kendari. Seakan melepas rasa rindu yang lama tak berjumpa. Seakan ingin menyampaikan pesan bahwa aku tengah mengunjungimu, namun tak boleh berlama-lama.

Ada ribuan pasang doa yang memisahkan mereka, berharap segera berlalu. Hujan ini adalah karunia yang kuasa, ia hadir dalam jarak yang ringkas tetapi bisa juga berlama-lama. Sang Utusan mengajarkan jika kau jumpai hujan, berdoalah.

Sebab disana ada waktu, yang sangat berkah. Saat doa-doa orang yang terzalimi bertemu dengan turunnya hujan pada saat ketika sujud hamba melekat di atas bumi. Maka pastilah sebuah kemenangan baginya.

Biarlah pertemuan antara Hujan dan Bumi berlalu, asalkan jangan kita lupa tentang keutamaan-keutamaan yang ada padanya, saat ketika hujan itu datang memeluk bumi, lagi-lagi sang utusan mengajarkan, bacalah: Allahumma soyyiban nafi'a.

Ya Allah, jadikanlah ia hujan yang bermanfaat.(HR Bukhari)

Wednesday 3 June 2015

Kita yang tidak mencari, namun saling menemukan

 
Rintik hujan mulai membasahi lingkungan kampus, saat ketika jam menunjukkan bahwa 
awal malam akan segera datang. Kudengar langkah kakimu mendekat, sedikit demi sedikit.

Di malam itu kau bercerita, tentang hatimu yang terkoyak oleh cinta, oleh perasaan yang sulit 
kau terka. Namun dapat kurasakan dari uraian kata demi kata, ketika kau mencoba detailkan perasaanmu,
 kau saat ini berat untuk melepaskan.


Aku bersyukur, saat ini kau mengerti dan ingin terlepas dari ikatan masa lalumu. Ikatan yang mengikat
 secara zahir, antara kau dan dia. Kau menyadari bahwa ikatan itu hanyalah dosa yang bertambah, 
jika ia tak terikat di bawah syariat Allah.

Ikatan dua orang insan yang berlainan jenis, hanyalah dengan pernikahan ia menjadi shahih. 
Dan kau menyadari itu. Aku mengerti perasaanmu, namun yakinlah ketika kau melepaskan karena
 rasa Cintamu dan ketaatanmu kepada Allah, semua akan baik-baik saja.

Kawan, ketahuilah ini.
Bahwa terkadang, entah mengapa, kita seolah lupa bahwa seorang muslim memiliki senjata yang
 sangat tangguh, ia adalah Doa.

Berdoalah, semoga Allah melepaskan jerat-jerat hati yang selama ini ditunggangi Syaitan untuk 
membuatmu lupa tentang sebenarnya pada siapa Cinta itu tertuju.

Berdoalah, jika ia memang jodohmu, maka semoga Allah mempertemukanmu dengan dia. 
Berhati-hatilah dengan hati, karena bisa jadi kau tak saling mencari,  namun dipertemukan oleh Allah.



Monday 1 June 2015

Mengeluh pada siapa?

 

Suatu hari ada seorang pemuda yang berlibur ke kampung kakek dan neneknya. Melihat kehidupan kakek neneknya yang sederhana membuat dirinya sadar akan berbagai nikmat yang telah diperolehnya .

Kampus, kampus keren. Motor, ada. Uang jajan, banyak. Tapi tidak membuatnya bersyukur, malah banyak hal-hal negatif yang dilakukannya.

Akhirnya sepulang liburan ia bertekad untuk berubah. Berubah menjadi lebih baik. Segala rencana tersusun dibenaknya, harus lebih baik, harus berubah, harus begini dan begitu.

Rupanya, sekali lagi dia harus insaf, ini kehidupan nyata. Dimana apa yang telah direncanakan bisa menjadi tidak sesuai, penuh hambatan.

Maka muncul perasaan ingin mengeluh, berat sungguh cobaan yang ada menimpa dirinya.
Ia merasa, di perasaannya berkecamuk,
"Mengapa untuk berubah menjadi baik, berat begini"

Ia lalu teringat dengan kawan baiknya, hati berkata ingin saja mengeluh padanya, tapi dia ingat justru hal tersebut bisa membuat sedih temannya.

Ia ingat lawannya, ah mana mungkin mengeluh kepada lawan. Justru akan membuat mereka tertawa.

Mengeluh kepada teman, bisa bikin sedih teman, mengeluh kepada lawan, malah membuat lawan tertawa.

Sekali lagi dia insaf, cukuplah Allah sebagai penolong. Bukankah keluh kesah yang kita panjatkan dalam doa-doa itu akan diijabah oleh Allah.

Bukankah hanya kepada Allah kita sandarkan segalanya, justru dengan banyak berdoa kepadaNya akan membuat kita lebih dekat padaNya.

Hanya Allah sebaik-baik pelindung yang bisa menjadi sandaran hidup kita.