Hari Kedelapan Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 Tim 1 Sultra | Penanaman Mangrove : Filosofi itu berbicara tentang Jarak
Bismillah. Selamat bertemu
kembali di lanjutan cerita perjalanan kami, tim 1 ENJ Sultra 2017,
yang sekarang masuk hari ke 8. Sebelumnya maafkeun yah, baru bisa
posting lagi setelah agak lama dari postingan hari ketujuh. Maklum,
lagi sibuk-sibuknya ngurusin Lamaran. Banyak sekali rupanya yang
harus diurus, mulai dari restu kedua orang tua, surat dari pak Lurah,
beuh.. Salinan Ijazah sama transkrip, fotocopy KTP dan lain-lain.
Nanti kalau kalian juga udah masuk dunia kerja, bakal ngerasain juga.
Hehe.. Kata teman saya yang saya bantu melamar ini, kalau gak
diterima-terima lowongan kerja lagi, bikin pekerjaan aja sekalian..
Mantap juga dia.
Baik.. Sebelum saya melenceng
terlalu jauh bahas Dunia Kerja. Kami hari ini mengagendakan satu
program kerja yakni Penanaman bibit Mangrove. Selain Teras Baca,
program penanaman Mangrove merupakan program Unggulan dari Tim
Ekspedisi Nusantara Jaya. Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim
dunia tentu tidak akan terasa bermakna jika lingkungannya tidak
terlestarikan dengan baik.
Sudah umum diketahui bahwa
mangrove berperan penting sebagai “Pagar Hidup” dari terjadinya
abrasi. Pun menjadi rumah bagi banyak spesies laut. Dan hei...
Jangan lupa, di beberapa daerah malah dijadikan ekowisata berupa
trekking mangrove. Karena Romantis itu.. menikmati sunset sambil
menyeduh teh hangat di taman Mangrove. Beuh.
Kami
memulai kegiatan hari ini
dari rumah Bapak Sekdes Wangkolabu, dengan pengarahan langsung dari
beliau tentang teori menanam Mangrove secara singkat. Tidak sulit,
sungguh sederhana. Aktifitas kami kali ini ditemani oleh adik-adik
dari Sahabat Mangrove
Wangkolabu dan juga
adik-adik Purna Paskibra
2017 Kecamatan Towea.
Oh
iya, masih ingat tulisan saya tentang Filosofi
Bibit Mangrove? Atau
kalau belum baca, silahkan baca dulu disini.
Setelah
terpisah dari Induknya, bibit ini akhirnya menemukan tempat baru
untuk membersemai hidup dan lingkungannya yang baru. Beberapa area
yang masih kurang pohon Mangrovenya menjadi target kami hari ini.
Sebelum
ditanam, kami menentukan dulu titik-titik kordinat area yang akan
kami tanami. Setelah itu membuat rapi dengan memberikan tanda pada
setiap titik. Jadi tidak asal tanam. Antara satu bibit dengan bibit
yang lain harus ada jarak. Biar kedepannya teratur. Tuhkan.., saya
malah ketemu filosofi baru lagi, seperti ini bunyinya:
“Tuhan saat ini membuatmu berjarak dengan dia yang kau cari selama ini, karena kau harus yakin bahwa takdirnya akan datang secara teratur, baik kapan, dimana, bagaimana dan siapa dia kelak”
Saya
coba tebak yah. Kalian yang Jomblo mungkin agak sedikit baper
baca ini. Sedikit.. jangan
banyak-banyak.
Kata
pak Sekdes, jika bibit-bibit ini tumbuh sebagaimana mestinya.
Mungkin, 3, 5 atau 10 tahun lagi kita sudah melihat hasilnya. Duh
pak, berarti kami wajib datang lagi ke Towea untuk melihat bibit
yang akan mendewasa ini? Baiklah. InsyaAllah.
Sedikit
back to the past di
ENJ 2016. Saat itu saya tidak berkesempatan ikut menanam mangrove
bersama teman-teman yang lain karena
tim, saat itu, dibagi dua. Saya masuk tim yang ikut serta dalam
seminar kepemudaan bersama Ibu Wakil Bupati Wakatobi.
Alhamdulillah,
tahun ini berkesempatan meninggalkan jejak di Pulau Towea berupa
tanaman Mangrove. Semoga kelak, keindahan mangrove ini dapat kita
nikmati bersama.
Adik-adik
Sahabat Mangrove.... Dijaga dan dirawat yah Mangrovenya..