Tuesday 10 April 2018

Belajar Presentasi di hadapan 200-an calon Wisudawan Universitas Muhammadiyah Kendari

 

Bismillah

Hari itu, sabtu (7 April 2018) aku mendapatkan amanah sebagai pembicara dalam acara “Career Days” Universitas Muhammadiyah Kendari. Bersama kak Wa Ode Eti, Awardee beasiswa LPDP, kami datang atas undangan pihak UMK. Kami disana berbicara dalam kapasitas kami dari komunitas Kendari English Fellowship (K-FLOW).

Belajar Presentasi di hadapan 200-an calon Wisudawan Universitas Muhammadiyah Kendari
Perlu aku jelaskan terlebih dulu tentang kegiatan ini. Career Days ini merupakan program pembekalan calon Wisudawan/Wisudawati Universitas Muhammadiyah Kendari sebelum mereka diwisuda dua hari setelah kegiatan ini. Acara ini diwajibkan kepada mereka, sehingga peserta yang hadir lebih dari 200-an, belum ditambah mahasiswa-mahasiswi semester akhir yang mungkin akan wisuda di akhir tahun nanti.


Ada 4 pembicara masing-masing dari : AXA Finance, Kendari Kreatif, Kendari English Fellowship, dan Career Development Center UMK.

Aku menjadi pembicara ketiga saat itu. Tugasku sederhana saja, memperkenalkan K-FLOW kepada semua peserta.

Aku ingin membuatnya menjadi beberapa poin, maksudku poin-poin apa saja yang aku sampaikan hari itu. Semoga kau mendapatkan insight dari tulusanku ini.


Doa dulu, Usaha kemudian..

Di awal pembicaraan, aku bertanya pada seluruh peserta.
dalam berjuang, apa yang kita butuhkan? Doa atau Usaha?”
dua-duanya” jawab mereka serempak meski tidak kompak, semacam sahut menyahut :)

Aku selalu diingatkan oleh senior-seniorku, untuk senantiasa mengombinasikan dua hal ini: Doa dan Usaha. Tak ada yang boleh hilang salah satunya. Doa tanpa usaha, ngarep. Usaha tanpa Doa, sombong. Gak berdoa, juga gak berusaha?. Kayaknya kita harus ngopi bareng, sambil menanti senja mungkin?

Aku hanya meneruskan nasihat diatas, sekedar menyampaikan. Tak lebih. Sebagai pembuka pembicaraan. Dan terus terang aku menekankan pada Doa. Aku bertanya pada para peserta.

Mau tidak saya jelaskan tentang the power of Doa?”

Mereka kemudian mengiyakan tawaranku. Panjang aku menjelaskan tentang the power of Dua ini. Pada keyakinan yang masih kugenggam hingga detik ini. Kuharap mereka memahami bahwa:
Jangan pernah kita tinggalkan doa. Menurutku, doa itu bukan hanya permintaan tapi juga tabungan. Doa kita hari ini, bisa jadi suatu hari menjadi jalan pembuka kemudahan bagi kita. Di saat kita tak mampu lagi dan tak sanggup melihat jalan keluar. Di situlah jawaban doa hadir dalam bentuk kemudahan, pertolongan, dan keajaiban”.

Jadi,,, sudahkah kau berdoa hari ini?

Doa dulu, Usaha kemudian~~



Tak ada kata terlambat untuk belajar…

Di poin selanjutnya aku membahas tentang “Tak ada kata terlambat untuk belajar”. Kenapa aku menjelaskan poin ini, karena K-FLOW hadir untuk membantu teman-teman khususnya generasi pemuda untuk melek berbahasa Inggris.

Sayangnya, kebanyakan kita yang udah mahasiswa, apalagi yang sudah lulus merasa seakan udah terlambat belajar. Jujur, aku pun dulu merasakannya. Aku bergabung di K-FLOW saat sudah semester akhir. Pertemuan pertama saja, aku langsung diminta speaking. Padahal ketika itu membedakan penggunaan to be (am, is, are) saja masih bingung. Penggunaan She dan He kadang kebalik.

Jadinya apa? Keringat dingin lah hahaha. Sembari menyelesaikan TA aku tetap ikut pertemuannya di akhir pekan. Intinya sekarang, aku merasakan manfaat bergabung dengan komunitas ini. Bisa tahu sedikit-sedikiit bahasa Inggris, dan tentu saja sampai sekarang aku masih belajar.

Aku mendorong para peserta untuk punya keberanian mencoba. Coba saja dulu, mungkin ketagihan. Berbeda dari komunitas bahasa Inggris lainnya, di K-FLOW anggota dengan background bahasa Inggris itu minoritas di sini. Padahalkan biasanya mayoritas.

Lebih beragam, untuk saat ini lebih didominasi Teknik, Kesehatan, Sosial dan akhirnya Sastra Inggris dan pendidikan bahasa Inggris.

Jadi jangan takut bergabung. Semuanya pada welcome, karena kita sama-sama belajar.


Program belajar di K-FLOW..
Poin selanjutnya yang aku jelaskan, tentu saja program belajar yang ada di K-FLOW. Di K-FLOW, there are two classes, kelasnya dibagi 2: Kelas IELTS dan Kelas General English

This is I give you the details:
Kelas IELTS: Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang udah memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris dan untuk mempersiapkan diri mengikuti tes IELTS. Tentang IELTS, kamu boleh googling di yahoo. Pematerinya ada kak Eti (Queensland University, Aussie), kak Linda (Wageningen University, Belanda), kak Evan (Melbourne University, Aussie), kak Ace (Teaching Program , Aussie), kak Dillah (PPAN Indonesia-China) dan kakak-kakak lainnya.

Belajar setiap hari Minggu, mulai dari jam 2 siang hingga maghrib. Materinya: Speaking, Reading, Listening, and Writing.


Kelas General English: Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin mendalami dasar-dasar bahasa Inggris sebelum akhirnya nanti masuk ke Kelas IELTS.
Pematerinya: kak Faisal (lulusan Farmasi UHO) dan satunya lagi, insyaAllah kalian tahu siapa dia, gak perlu dijelasin, bukan siapa-siapa juga :p

Belajar setiap hari Sabtu, jam 9 pagi sampai Zuhur tiba. Materinya: Basic Grammar dan Vocabulary.

Banyak lagi yang aku sampaikan disana,  cukup ini yang ingin aku poinkan melalui blog safrullah.net

Setelah itu, kak Eti yang tampil membahas beasiswa LPDP dan kehidupan kampus di Australia.



Dituduh lulusan luar negeri…

Setelah acara selesai, dalam sesi makan siang seseorang datang menghampiriku. Mengajak kenalan. Dan salah satu pertanyaannya.

“Mas, kuliah semester berapa sekarang?” dia bertanya
“Alhamdulillah udah lulus, 2 tahun lalu”
“dulu kuliahnya di negara mana mas?”
“Ind.. hah?”



Sekian artikel ini yah, pokoknya makasih banget buat pihak Career Development Center Universitas Muhammadiyah Kendari yang sudah mengundang kami.

Untuk 200-an peserta, semoga apa yang kami sampaikan berfaidah yah qiqiqi




Saturday 24 March 2018

Aku melihatnya berdoa begitu lama, hingga akhirnya aku sadar bahwa ....

 
Bismillah

Sepertinya sudah begitu lama sejak terakhir kali aku memposting tulisanku di blog ini. Sejujurnya aku tak pernah berhenti menulis, aku hanya agak vakum menguploadnya di blog ini. #ngeles


Menemani ruang baca anda sekalian, izinkan aku menceritakan satu kisah yang cukup membuat hatiku bergetar. Entahlah, semoga juga padamu.

Dalam sebuah kajian tafsir surah Al-Ma'arij, ustadz Abdullah Taslim menceritakan kisah ini. Dengan sedikit gubahan dariku, namun dengan makna yang tak berubah

...
Dia hanyalah seorang lelaki fakir harta dengan begitu banyak problema menimpa hidupnya. Meski begitu, tak sedikitpun dalam hatinya tebersit keinginan melakukan cara-cara yang tidak diridhoi oleh Allah. Alhamdulillah.

Namun sebagai manusia biasa, terasa gundah di hatinya. Berbagai cara telah ia lakukan, namun problema ini tak kunjung usai. Dia memutuskan menemui seorang Syaikh, berharap darinya ia bisa dapatkan solusi. Syukur-syukur jika bisa mendapatkan pinjaman Uang.

Berjalanlah ia ke rumah Syaikh tersebut. Setelah mengucapkan salam dan sedikit percakapan pembuka. Maka masuklah ia pada pokok permasalahan. Ia aduhkan apa yang hendak ia aduhkan. Masalah ekonomi.

Syaikh mendengarkannya dengan tenang, tetapi setelah semuanya. Syaikh justru memberitahukan kepada si fakir tersebut, sebuah nama.

"Datanglah engkau padanya, Insya Allah dia adalah seorang yang kaya lagi dermawan" kata Syaikh kepada lelaki ini.

Setelah mengetahui nama yang harus ia tuju untuk meminta bantuan. Bergegaslah ia menuju ke kediaman saudagar tersebut. Ia tak mengenalnya apalagi pernah berjumpa. Hanya bermodalkan sebuah nama.

Waktu menunjukkan waktu Dzuhur, di dalam perjalanannya. Ia telah sampai di desa sang saudagar.  Ia menduga, pastilah saudagar tersebut Sholat berjamaah di Mesjid. Dugaannya tak keliru. Sebelum Sholat dimulai, ia menanyakan kepada salah satu jamaah. Menanyakan nama saudagar tersebut. Jamaah tersebut menunjukkan padanya sosok saudagar yang dimaksud. Berdiri di shaf terdepan.

"Baiklah aku temui ia selepas sholat saja" batin si fakir berbisik.

Setelah Sholat. Lelaki ini menunggui sang saudagar di depan pintu mesjid.
Satu per satu jamaah mulai meninggalkan mesjid. Namun, saudagar tersebut masih tetap duduk berzikir.

Jamaah pun tinggal satu dua. Sang Fakir tetap setia menunggu.

Hingga tak ada lagi jamaah yang lain selain Sang Fakir dengan saudagar tersebut.
"Aku tunggu saja, pasti setelah ini dia akan keluar" batin sang Fakir.

Sang saudagar setelah berzikir, melanjutkan sholat sunnah dua rakaat ba'da dzuhur. Setelah sholat, ia tengadahkan tangannya dalam doa-doanya.
Terus seperti itu, berdoa dan berdoa.

"Lama sekali dia berdoa.. " sang fakir mulai menggurutu.
Namun, ia setia menunggui sambil memperhatikan sang saudagar.

"Aku perhatikan, begitu lama ia berdoa. Padahal dia sudah kaya. Aku datang jauh-jauh untuk meminta bantuannya. Berharap pertolongan dari saudagar ini. Tapi apa yang kulihat sekarang? Dia sendiri sedang berdoa. Berdoa begitu lama. Seakan begitu banyak pertolongan yang dia pinta. Kalau orang yang aku ingin mintai pertolongan, masih berdoa begitu lama meminta pertolongan. Hmm.. kalau begitu lebih baik aku meminta pertolongan saja kepada yang menolong saudagar ini.'

Begitulah, akhirnya sang fakir menyadarinya. Memilih pilihan yang cerdas.

....
Selesai kutipan


Kawan.. Jangan pernah letih dalam berdoa. Tak akan ada ruginya. Insya Allah



Doa dulu, Usaha kemudian