Tuesday 23 April 2013

Ibu yang menginspirasiku

 


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.



….......saat aku sedang mengerjakan salah satu tugas kuliah tiba-tiba handphoneku berdering. Kulihat urutan susunan nomor yang menghubungiku, nomor ibuku yang menghubungiku. Sejak membeli handphone baru, aku tidak pernah meng-save nomor ibuku. Sebab aku telah hapal sangat nomornya
Percakapan terjadi,
Saya:Assalamualaikum bu....
Ibu:Waalaikumsalam, lagi bikin apa imam...?
Saya:Lagi kerja tugas kuliah bu,,
Ibu:Sudah makan mi ki nak...
Saya: udah mi Bu, sakit ki bu? Kenapa lain-lain suarata?
Ibu: Iya nak, lagi sakit demam ibu
Saya:Sudah mi ki minum obat, banyak-banyakki istirahat..
Ibu: Sudahmi, ini lagi baring ji ka di kamar, istirahat nak....

.........

Diatas adalah sepenggalan dialog yang pernah terjadi, antara saya dengan Perempuan Inspirasiku, yakni Ibuku sendiri. Dalam keadaan sakitpun ibu masih tetap menyempatkan diri menanyakan keadaanku padahal mestinya aku yang harus mengambil inisiatif untuk senantiasa menanyakan kabar beliau juga kabar keluargaku di kampung.

Sejak merantau ke Kendari demi melanjutkan kuliah. Meninggalkan Ibu , Ayah dan Adik-adikku di kampung kecil di Kabupaten Kolaka. Ibu mempunyai kebiasaan atau lebih tepatnya mewajibkan dirinya sendiri untuk selalu menanyakan kabar anak sulungnya ini yang sekarang menuntut ilmu di perantauan. Ibu yang dulunya sangat jarang menggunakan handphone, dengan kepergiaanku ke Kendari , beliau akhirnya mulai bersahabat dengan handphone. Benda yang dulunya menurut beliau agak susah menggunakannya tapi demi mengetahui kabarku di rantau akhirnya beliau menggunakannya.

Ibu yang terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Kedua orangtua beliau yaitu kakek dan nenekku terlahir dalam lingkungan suku bugis. Sehingga di keluarga kami sangat kental nuansa suku bugis.

Ibu menjadi penyemangatku di kala kepercayaan diriku merosot drastis. Aku sering menceritakan kepada ibuku jika aku mengalami sesuatu yang bahasa alaynya disebut “galau”. Dan seperti biasa ibuku akan menjadi seorang penyemangat bak orator yang membakar obor semangat perjuangan rakyat, sehingga rakyat menjadi relah mati demi mempertahankan apa yang ingin di perjuangkannya. Begitu juga aku, aku akan memiliki semangat yang membara berlipat-lipat jika yang menyemangatiku adalah ibuku.

Ibu juga memiliki peran yang sangat strategis menurutku di dalam keluarga. Salah satu buktinya adalah dulu di saat masih usia anak SMP, sebenarnya aku tidak nakal tapi keras kepala , sehingga tidak jarang ayah begitu kesal kepadaku. Sering aku dimarahi atas keras kepalaku oleh ayah tapi di saat yang bersamaan Ibu pasti menjadi, bukan membela tapi menjadi penyeimbang di kala ayahku marah. Ibu pasti akan menempatkan dirinya sebagai sosok yang tenang yang berusaha menasihatiku, menyentuh langsung ke hati bahwa yang kulakukan itu salah. Tidak pernah terjadi kedua orantuaku kesal sekaligus. Tidak pernah....!!!!!!!



Ibuku berprofesi sebagai wiraswasta,bersama Ayah mengelolah Rumah Makan di Pinggiran jalan Trans Sulawesi. Tepatnya di desa Tamborasi Kecematan Wolo Kabupaten Kolaka. Awalnya sebelum pindah ke Tamborasi, Ayahku adalah salah satu pegawai Perusahaan Asuransi dan waktu itu menduduki posisi yang lumayan mapan. Tapi karena Ayahku memiliki jiwa idealis untuk bisa membuka usaha sendiri maka Ayah memutuskan pensiun dini dari perusahan dan akhirnya membuka usaha di Tamborasi. Yah usaha rumah makan dan semuanya dari nol … 0....

Pernah aku bertanya kepada ayah apa alasannya meninggalkan jabatannya. Ayah memberikan jawabannya yang sampai saat ini tidak akan pernah kulupa bahwa kalau kita memiliki usaha sendiri maka waktu kita yang mengatur. Berbeda waktu beliau masih bekerja di Perusahaan. Tekanan atasan untuk memenuhi target,sistem yang carut marut dan sebagainya yang menurut ayah sudah mengakar di perusahaan tersebut...

Tahukah kau kawan...? Ketika memulai usaha baru ini dimulai, Ibuku menjadi seorang yang sangat mendukung langkah Ayah ini. Yah mau tidak mau Ibuku yang waktu itu hanya memiliki keterampilan memasak masakan rumah tangga harus mulai belajar untuk memiliki keterampilan memasak masakan Rumah makan. Hingga hari ini Ibu telah menguasai macam-macam hidangan Khas Rumah makan.

Ibu menjadi pasangan yang sangat setia disamping Ayah.Selalu mengisi kekurangan Ayah dengan kelebihannya. Yang selalu mendamaikan suasana keluarga.

Sebagai Anak , aku memiki cita-cita untuk bisa memberangkatkan mereka ke tanah suci. Entah kapan tapi tekad ini selalu ada di dada. Ibu menjadi semangatku. Kalau ada yang bertanya , Siapa perempuan paling utama yang menginsipirasiku maka dengan tegas akan kujawab tanpa keraguan, IBUKU..!!

Aku cinta padamu Bu..
Aku cinta padamu Bu..
Aku cinta padamu Bu..
Aku cinta padamu Ayah...
Aku cinta padamu Adik-adik.....

Semoga Allah memperkenankan kita semua, merasakan nikmatnya air dari telaga Rasulullah SAW. Berkumpul di Surga-Nya kelak. Menjadi kekasih antara Orang Tua dan anak yang abadi. Ya Allah perkenankan Doa-Ku ini.

…........................teruntuk Ibunda ku tercinta.................................

…......dari anandamu yang senantiasa mengharapkan doa pada setiap sujud dan ruku'mu.........



12 comments:
Tulis komentar
  1. أَمِِيْــــــــن يَا رَبَّ العَالَمِيــــــنَْ

    Smga cita2 nya untuk memberangkatkan ibunda tercapai.
    Sbagai ssema muslim sy hanya bs mndoakan mlalui doa.

    ReplyDelete
  2. @JAYAWAN

    Makasih banyak atas doanya, doa tentu akan sangat membantu setiap langkah ini.... :)

    ReplyDelete
  3. Wah
    Sangat mengharukan mas dengarnya.
    Comment follow back on my blog

    ReplyDelete
  4. Amin..amin ya Rabbal Alamin, semoga cita-cita memberangkatkan ortu ke tanah suci terkabul, Insya Allah.

    ada kesamaan ortu kita, mreka bisnis makanan, dulu ibu ku tak yakin bisnis kapurung klw di kendari itu sinonggi akan menjadi peluang bisnis, ternyata salah satu penghasilan terbesar ortuku adalah sinonggi :)

    ReplyDelete
  5. Ya Allah .. terharu ka' baca ini, sampai2 air mataku mau keluar. Sambil membayangkan kelak suatu hari, akankah anak2ku menuliskan kekagumannya pada sosok ibu mereka? ...

    Saya sering harus keras sama anak2 untuk mendidik mereka tapi saya juga bisa lembut sekaligus bermain dengan mereka. Saya pikirkan dampak ke depannya untuk perkembangan mereka. Sekarang saya suka ngeblog, mudah2an kelak nanti anak2 membaca tulisan2 di blog saya dan mengenal ibu mereka lebih utuh lagi.
    *Eh malah curhat ya :)*

    Barakallah tetap jadi anak shalih ...

    ReplyDelete
  6. Ibu memang menjadi inspirasi utama terutama karena peran mulianya

    Sukses bloggingnya yah, salam kenal

    ReplyDelete
  7. Sama dong, Ibuku juga inspirasi utama ku ^^

    ReplyDelete
  8. membayangkan anak saya kelak juga seperti Anda... bahagianya.. semoga kesampaian ya cita-cita untuk memberangkatkan haji kedua ortunya :)
    keep on writing :)

    ReplyDelete
  9. Semoga cita2mu untuk ibumu tercapai

    ReplyDelete
  10. Salam saya untuk ibuTa... dari seseorang yang lama tak mendengar suara sayang ibunya... (buru-buru usap sudut mata.. hehe)

    ReplyDelete
  11. salam kenal kak...

    memang Ibu is the best ya... apapun yang terjadi bagai malaikat penyelamat kita... semoga cita-cita untuk memberangkatkan ke tsnah suci tercapai... Aamiin

    btw saya juga punya teman di kolaka juga lho.. :-)

    ReplyDelete
  12. semoga cita-cita mulia untuk memberangkatkan Ibu ke tanah suci terkabul ya sahabat..sukses buat kompetisinya :)

    ReplyDelete